Di Kabupaten Ini, Warga yang Pesan Tiket Dekat Waktu Keberangkatan Dipastikan Bakal Gigit Jari
Saat ini, warga Kabupaten Kutai Barat (Kubar) masih kesulitan jika ingin bepergian dengan pesawat terbang.
Penulis: Febriawan | Editor: Doan Pardede
Di Kabupaten Ini, Warga yang Pesan Tiket Dekat Waktu Keberangkatan Dipastikan Bakal Gigit Jari
Laporan Wartawan Tribunkaltim, Febriawan
TRIBUNKALTIM.CO, SENDAWAR – Minimnya jumlah armada angkutan udara yang beroperasi di Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur (Kaltim), membuat warga kesulitan untuk bepergian menggunakan jalur udara.
Saat hanya, ini hanya ada satu maskapai yang membuka penerbangan domestik dari dan ke Kubar.
Itu pun, kapasitasnya sangat terbatas.
Untuk mendapat tiket pesawat, warga setidaknya harus mengantre selama satu minggu.

Sempat Hilang Lima Hari, Satu Warga Barong Tongkok Kubar Ditemukan Tak Bernyawa
Ratusan Orang di Kubar Ikuti Jalan Santai dan Senam Sehat Kerukunan Umat Beragama
“Dalam satu hari itu ada banyak daftar tunggu, bila penumpang yang akan naik pesawat itu membeli tiketnya satu minggu sebelum berangkat. Bila dipesan dalam waktu tiga hari sebelum berangkat, tiketnya sudah habis,” ungkap Kepala Bandara Melalan Kutai Barat, Sumariyanto, Rabu 9/1/2018, pukul 14.00 Wita di ruang kerjanya.

Ia menyampaikan bahwa hingga saat ini, maskapai yang melayani penerbangan dari dan ke Kubar hanya satu yakni Xpress Air.
Rutenya, Balikpapan dan Samarinda.

“Sangat kewalahan karena animo masyarakat untuk menggunakan pesawat di Kubar banyak. Namun maskapainya yang tidak memadai,” tegasnya.
Bupati Kubar Ingatkan Penyaluran Dana Hibah Harus Sesuai Aturan
Tim PKK dan Dharma Wanita Persatuan Kubar Gelar Natal Bersama

Pihaknya pun telah banyak melakukan berbagai upaya agar jumlah maskapai ini bisa bertambah.
Salah satunya dengan melakukan penawaran ke beberapa maskapai, namun tak kunjung membuahkan hasil.
Untuk bandara sendiri menurutnya sudah cukup menunjang untuk melayani pesawat jenis ATR.
“Sampai saat ini kami mesih menunggu maskapai lain untuk membuka penerbangan,” jelasnya.
Diakui Sumariyanto, kurangnya armada yang beroperasi di Kubar membuat warga kesulitan untuk berangkat.