Tarif Kargo Naik, Koordinator Perlindungan Konsumen Duga Ada Monopoli di Penerbangan
Piatur Pangaribuan menyayangkan sikap dari kementerian perhubungan yang dinilai tidak sensitif terhadap dampak kenaikan tarif Surat Muatan Udara (SMU)
Penulis: Aris Joni |
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Aris Joni
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Koordinator Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Nusantara Kaltim, Piatur Pangaribuan menyayangkan sikap dari kementerian perhubungan yang dinilai tidak sensitif terhadap dampak kenaikan tarif Surat Muatan Udara (SMU) Kargo oleh maskapai penerbangan yang meresahkan para konsumen, bahkan merugikan para UKM dan penyedia jasa ekspedisi.
"Yang paling saya kecewa adalah Menteri Perhubungan yang tidak sensitif terhadap perekonomian. Apalagi dengan adanya ini menimbulkan multiplier efeknya yang banyak sekali, salah satunya para pelaku konveksi yang untungnya bisa sampai Rp 10 ribu, sekarang cuma Rp 3 ribu," jelasnya, Jumat (15/2/2019).
Lanjutnya, dengan adanya aturan kenaikan kargo tersebut secara tidak langsung membuat perekonomian saat ini berjalan lambat karena harga pokoknya menjadi lebih tinggi, sehingga dapat berpotensi memunculkan monopoli penerbangan.
"Ini bisa jadi upaya untuk meraup untung sebesar-besarnya," tegasnya.
• Imbas Kenaikan Tarif Kargo, Pelaku UKM Oleh-oleh di Balikpapan Sepi Pesanan dari Luar Daerah
• Tarif Kargo Udara Mahal, Pelaku Usaha Beralih Pengiriman Barang lewat Jalur Laut
• Kenaikan Tarif Kargo Bebani Pengusaha, ALFI Minta Maskapai Tinjau Kembali Kenaikan SMU
• Tarif Kargo Naik, Perusahaan Jasa Penitipan Barang Terpaksa Talangi Dana Pengiriman
Drinya berharap ada eksekutif review, artinya pemerintah dapat mengubah kembali kebijakan tersebut jika terjadi kesalahan atau berdampak negatif terhadap masyarakat luas.
"Jangan menunggu digugat dulu oleh masyarakat baru diubah," ungkapnya. (*)
Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif Balikpapan Kecewa Tarif Kargo Pesawat Naik, Begini Alasannya
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Kebijakan kenaikan tarif kargo penerbangan membuat ketar-ketir para pelaku usaha di bidang ekonomi kreatif Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Satu di antaranya, Martha Nalurita, pengusaha industri kreatif di Kota Balikpapan yang membuka usaha fashion bernama Samantha Project menyatakan kepada Tribunkaltim.co, Senin (11/2/2019).
“Mau tidak mau, kenaikan kargo buat perubahan harga pasar saya,” ujarnya di Warung Kopi Masih Kecil, daerah Kampung Timur, Kecamatan Balikpapan Utara.
Dia pun memang belum bisa memastikan pengaruh dampak dari kenaikan kargo.
“Belum kelihatan apakah mempengaruhi konsumen saya, apakah menurun atau tidak,” kata Atha, panggilan akrab Martha Nalurita.
Atha, menambahkan, kenaikan harga kargo memang sudah dirasakan tetapi belum terlihat secara signifikan pengaruh penurunan konsumen.
“Sudah bisa dirasakan. Biasa minta mengirim bahan baku dari harga Rp 250 ribu sekarang jadi harga Rp 275 ribu,” ujarnya.