Wow Masyarakat Maratua Berau Habiskan Jutaan Rupiah untuk Mengurus SIM
Wow Masyarakat Maratua Berau Habiskan Jutaan Rupiah untuk Mengurus SIM
Wow Masyarakat Maratua Berau Habiskan Jutaan Rupiah untuk Mengurus SIM
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Pulau Maratua, yang berbatasan dengan perairan Filipina dan Malaysia semakin berkembang. Pulau Wisata ini tidak lagi termasuk sebagai kawasan tertinggal. Pasalnya, pulau yang hanya terdiri dari empat kampung ini, sekarang telah memiliki infrastruktur yang cukup lengkap, mulai dari bandara, pelabuhan hingga jalan beraspal.
Kondisi ini membuat bertambahnya jumlah kendaraan. Kondisi ini juga menyebabkan angka kecelakaan lalu lintas di Pulau Maratua terus meningkat, meski jumlahnya tidak banyak. Meski begitu, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Berau tetap memiliki kewajiban untuk menegakan aturan berlalu lintas.
Salah satunya menyangkut alat keselamatan diri, seperti helm. Diakuinya, di Pulau Maratua, nyaris tidak ada pengendara yang mengenakan helm. Anggota kepolisian yang bertugas di pulau itu, juga tidak dapat berbuat banyak.
“Karena berbeda dengan kondisi di sini (kota). Di sana, tidak ada orang yang jualan helm,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Berau, AKP Wisnu Dian Ristanto, ditemui Tribun Kaltim di ruang kerjanya, Kamis (14/2/2019).
• Menjelang Akhir Januari 2019 Jumlah Pasien DBD di Berau Mencapai 69 Orang
• Agus Tantomo Mewajibkan Para Pejabat Baru di Lingkungan Pemkab Berau Mengikuti Tes Urine
Termasuk tentang pemahaman pengendara tentang tata cara mengemudikan kendaraan bermotor selamat, memahami rabu-rabu lalu lintas dan sebagainya untuk meminimalisir angka kecelakaan lalu lintas.
Karena itu, Satlantas Polres Berau, tahun 2019 ini mengajukan peralatan yang dibutuhkan untuk mempermudah masyarakat Pulau Maratua mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM). “Sudah kami ajukan tahun 2019 ini. Nantinya kami akan melayani pembuatan SIM baru maupun perpanjangan masa berlaku SIM,”kata Wisnu.
Menurut Dian, selama ini masyarakat Pulau Maratua sangat jarang yang memiliki SIM, karena kendala geografis. Perlu waktu sekitar 3 jam perjalanan dengan speed boat untuk mendatangi Polres Berau, hanya untuk mengurus SIM.
“Masyarakat kesulitan, terutama soal biaya. Untuk datang ke sini (Mapolres Berau) saja, sudah menghabiskan uang jutaan rupiah,” ujarnya. Selain pengurusan SIM, pihaknya juga akan terus melakukan sosialisasi tentang keselamatan berlalu lintas.
Saat ini, pihaknya tengah mencari lahan yang nantinya bisa digunakan sebagai lokasi untuk ujian praktik, sebagai salah satu persyaratan mendapatkan SIM. Wisnu menambahkan, layanan ini tidak bersifat permanen atau menetap di Pulau Maratua.
“Pelayanan mungkin selama beberapa hari, sampai semua warga (yang sudah layak) memiliki SIM atau hendak mengurus perpanjangan SIM. Layanan berikutnya kemungkinan setiap beberapa bulan sekali kami datangi lagi ke Pulau Maratua,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga menanti pemasangan marka jalan, rambu lalu lintas, agar arus lalu lintas di Pulau Maratua lebih tertib dan minim kecelakaan lalu lintas. Seperti diketahui, pemerintah telah membangun infrastruktur jalan aspal yang menghubungkan empat kampung.
Alur jalan yang cukup panjang dan minim belokan, ‘menggoda’ para pengendara kendaraan untuk memacu kendaraan mereka lebih kencang. Tanpa rambu lalu lintas, dan kesadaran pengguna jalan, kondisi ini dikhawatirkan akan meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas. (*)