Pilpres 2019
5 Momen Debat Capres 2019 Jilid II Jokowi vs Prabowo yang Paling jadi Sorotan
Debat Capres 2019 edisi kedua yang mempertemukan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto, Minggu (17/2/2019) malam, berlangsung seru
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Debat Capres 2019 edisi kedua yang mempertemukan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto, Minggu (17/2/2019) malam, berlangsung seru.
Dalam babak enam segmen, Jokowi dan Prabowo saling beradu argumen soal energi, pangan, infrastruktur, lingkungan hidup dan sumber daya alam.
Debat Capres 2019 kali ini hanya menghadirkan calon presiden Jokowi dan Prabowo. Dipandu oleh moderator Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki serta dihadiri tujuh panelis.
Ada sejumlah momen menarik yang tersaji dalam Debat Capres 2019 edisi kedua.
Mulai dari kritik keras Prabowo soal kebijakan infrastruktur hingga 'serangan' Jokowi soal kepemilikan tanah.
Berikut rangkuman fakta-fakta yang tersaji dalam Debat Capres 2019 edisi kedua:
1. Infrastruktur Grusa-grusu
Prabowo Subianto mengkritik kebijakan pembangunan infrastruktur Jokowi dalam sesi awal Debat Capres 2019.
Menurut Prabowo, kebijakan Jokowi dalam mendorong pembangunan infrastruktur terkesan grasa-grusu tanpa dilandasi kajian yang matang.
"Saya menghargai niat Pak Jokowi dalam memimpin pembangunan infrastruktur, tapi saya juga harus menyampaikan kemungkinan besar timnya Pak Jokowi bekerjanya kurang efisien. Banyak infrastruktur yang dikerjakan dengan grusa-grusu, tanpa feasibilty studie yang benar. Dan ini mengakibatkan banyak proyek infrastruktur yang tidak efisien, yang rugi, bahkan sangat sulit untuk dibayar. Infrastruktur untuk rakyat, bukan rakyat untuk infrastruktur," kata Prabowo.
Namun kritik Prabowo itu langsung dibantah oleh Jokowi.
"Ini sudah direncanakan lama pak. Tentu saja DED-nya ada, ada FS-nya. Hanya saja semuanya butuh waktu," kata Jokowi.
Prabowo menilai, tim Jokowi selama ini bekerja kurang efisien.
Bahkan ia mengatakan banyak proyek yang malah merugi.
Prabowo juga mengkritik proyek transportasi massal semisal LRT yang tidak banyak dimanfaatkan oleh rakyat.