Doa di Puisi Munajat 212 jadi Kontroversi, Neno Warisman : Doa itu Sering Menemani Saya Sehari-hari
Neno Warisman akhirnya memberikan komentar terkait puisi yang dibacakannya di Malam Munajat 212.
Penulis: Januar Alamijaya |
TRIBUNKALTIM.CO - Neno Warisman akhirnya memberikan komentar terkait puisi yang dibacakannya di Malam Munajat 212.
Sebelumnya puisi yang dibacakan Neno Warimsan dalam Malam Munajat 212 mengundang kontroversi dari berbagai pihak.
Salah satu alasannya doa yang dipanjatkan Neno Warisman dalam puisi tersebut dianggap bernada mengancam.
• Puisi Neno Warisman Dikomentari dari Mahfud MD Sampai Nikita Mirzani, Komentar Inul Paling Singkat
Menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club atau ILC, Selasa (26/2/2019), Neno Warisman menjelaskan tentang maksud doa yang dibacakannya pada Malam Munajat 212 tersebut.
Melalui teleconfrence dengan Karni Ilyas, Neno Warisman memberikan keterangan lengkap tentang doa tersebut.
Awalnya Karni Ilyas menanyakan bagaimana mulanya Neno Warisman berdoa seperti Rasulullah sebelum Perang Badar berlangsung.
Sehingga banyak orang kemudian menamakan doa tersebut adalah doa Perang Badar.
• Soal Puisi Neno Warisman, Fadli Zon Sebut Sebagai Kutipan Doa, Cek Profil Neno Warisman
Neno Warisman kemudian menjawab, jika doa yang dibacakannya pada Malam Munajat 212 tersebut merupakan doa biasa.
Doa tersebut sering dibacanya sehari-hari bersama doa-doa yang lain.
"Doa itu doa yang sangat sering menemani saya dalam hari-hari saya sejak dahulu tentu saja dengan doa yang lain juga tapi itu yang sangat biasa yang saya lafadzkan," katanya.
• Puisi Munajat 212 yang Dibaca Neno Warisman jadi Viral, Begini Isi Lengkapnya
Neno Warisman lantas melanjutkan jika puisi tersebut merupakan ekspresi dirinya karena memang secara pribadi ia berlatar belakang seniman.
"Kebetulan saya memang seniman jadi sehari-hari saya bisa dengan anak anak dengan teman mungkin grup wa sering mendapat puisi saya," katanya.
Neno Warisman kemudian menjelaskan jika apa yang disampaikannya selama ini merupakan jeritan hatinya.
Terutama berkaitan dengan masa depan generasi penerus bangsa.
"Jadi bukan bicara hari ini kita bicara 10 sampai 20 tahun mendatang dimana anak kita membutuhkan air bersih, anak- anak kita membutuhkan pendidikan, anak-anak kita mebutuhkan tontonan yang baik," katanya.
• Zuhairi Misrawi Sebut Puisi Munajat 212 Neno Warisman Tunjukkan Nafsu Politik