Hari Ini pada 70 Tahun Lalu, Terjadi Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta

Hari ini 70 tahun lalu, tepatnya 1 Maret 1949, berlangsung serangan serentak besar-besaran di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

YouTube
Pada 1 Maret 1949, berlangsung serangan serentak besar-besaran di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Saat itu, Yogyakarta menjadi ibu kota Indonesia. 

TRIBUNKALTIM.CO -- Hari ini 70 tahun lalu, tepatnya 1 Maret 1949, berlangsung serangan serentak besar-besaran di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

Saat itu, Yogyakarta menjadi ibu kota Indonesia.

Perpindahan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta diikuti oleh serangan dari Belanda Sekutu untuk menguasai Belanda.

Peristiwa ini dikenal dengan Agresi Militer II Belanda

Merespons serangan ini, militer Indonesia menunjukkan perlawanan di bawah komando Jenderal Soedirman. 

Melalui serangan umum 1 Maret 1949, rakyat Indonesia ingin kembali menguasai ibu kora dan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih eksis.

Sirene keras berbunyi di segala penjuru kota pada pagi itu dan serangan mulai dilancarkan.

Dalam penyerangan itu, Letkol Soeharto sebagai Komandan Brigade 10/Wehrkreise III langsung memimpin pasukan ke sektor barat sampai ke batas Malioboro.

Sementara, sektor timur dipimpin oleh Venjte Sumual, sektor selatan dan timur dipimpin Mayor Sardjono, dan sektor utara oleh Mayor Kusno.

Wilayah kota dipimpin oleh Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki.

7 Maret 2019 Libur Nasional Nyepi, Berikut Fakta tentang Hari Raya Umat Hindu di Bali

Ramalan Zodiak Hari Ini Jumat 1 Maret 2019: Aries Bebas, Cancer Optimis, Leo Menginspirasi!

Bandara SAMS Balikpapan Beri Atensi Kedatangan Tokoh Politik Jelang Pemilu 2019, Ini Sebabnya

Akhirnya, pasukan militer Indonesia dan masyarakat yang turut bertempur berhasil menduduki Yogyakarta selama enam jam.

Tepat pukul 12.00 WIB, mereka mundur ke front masing-masing.

Mendapat pengakuan Serangan Umum 1 Maret merupakan wujud kegelisahan rakyat Indonesia dan militer atas apa yang dilakukan oleh Belanda dan Sekutu.

Mereka tak suka dengan sikap dari Belanda yang semena-mena dan mencoba masuk ke Indonesia.

Padahal, sebelumnya telah dilakukan sejumlah kesepakatan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved