Ada El Nino Kaltara Dibayangi Kebakaran Lahan, Begini Langkah Solusinya

Sejak tiga pekan terkahir juga El Nino mempengaruhi Kalimantan Utara. Sehingga iklim cenderung kering tak iseng membakar lahan.

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM/MUHAMMAD ARFAN
Suasana 'Respons Kaltara' di Kedai 99 Tanjung Selor dengan narasumber pejabat BPBD Kalimantan Utara, Selasa (5/3/2019) pagi. 

Laporan wartawan Tribunkaltim.co Muhammad Arfan

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Sejak tiga pekan terakhir, kebakaran lahan terjadi di sejumlah daerah di Kalimantan Utara. Kebakaran tersebut dipicu oleh aktivitas masyarakat yang iseng membuka lahan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kalimantan Utara mencatat, sejak tiga pekan terkahir juga El Nino mempengaruhi Kalimantan Utara. Sehingga iklim cenderung kering. Hujan terjadi hanya dengan intensitas sangat kecil.

"Gejala El Nino kali ini masa keringnya itu agak lama. Tahun lalu lumayah basah, makanya hujan terus. Saat ini agak kering," kata Suwardi dalam 'Respons Kaltara' di Kedai 99 Tanjung Selor, Selasa (5/3/2019).

Ada 51 CCTV Pantau Kota Balikpapan, Diakses Melalui Smartphone Begini Caranya

Jelang Persija Jakarta vs Borneo FC, Terens Puhiri Mengalami Masalah Kesehatan

Satu Pemain Persib Bandung Dipastikan Absen saat Melawan Persebaya Surabaya

Suhu yang panas dan cenderung kering ini perlu diwaspadai oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Potensi kebakaran lahan dan permukiman penduduk rentan terjadi.

BPBD mengingatkan agar warga tak iseng membakar lahan tanpa mengawasinya hingga padam. Apalagi di daerah yang memiliki kandungan batu bara di bawah lapisan tanah.

"Seperti di daerah Binalatung Kota Tarakan itu ada warga yang juga iseng membakar. Padahal di bawah itu ada kandungan batu bara. Kalau di atas sudah padam, di bawah itu masih terbakar," katanya.

Beberapa kalangan masyarakat juga telah mempraktekan cara membakar lahan dengan baik untuk keperluan pertanian. Mereka kata Suwardi, membuat ilaran atau sekat api dengan dan menjaganya sehingga area pembakaran tidak melebar.

"Sebatas hanya di areal yang dibutuhkan untuk penanaman. Bahkan saat ini mereka sudah panen. Harusnya semua masyarakat seperti itu, membuat sekat dan menjaganya," ujarnya.

Baru-baru ini di Bulungan dan Nunukan terjadi kebakaran lahan karena cara membakar lahan yang salah. Bahkan beberapa di awal tahun 2019 Kalimantan Utara sempat menduduki posisi tiga dengan jumlah hotspot terbanyak di Indonesia di bawah Riau dan Kalimantan Timur.

Persiba Balikpapan Bakal Jajal Lawan Klub dari Liga 1, Ini Catat Tanggalnya

Laga Penting Persija Jakarta vs Borneo FC, Terens Puhiri Dipasang Borneo FC Target Menang

Bantah Fitnah, Lily Andriany Tulis Saya Bukan Perempuan yang Berada di Kamar Itu

"Sekarang sudah turun. Kami terus mengimbau masyarakat supaya berhati-hati," ujarnya.

Untuk skala kecil, api dapat dipadamkan secara manual sendiri. Namun jika kobaran sudah agak meluas, masyarakat diminta segera menghubungi pemadam kebakaran dan BPBD setempat.

"Kami akan pantau juga. Kalau lingkupnya luas, kita akan turun. Kalau belum bisa diatasi juga, kita akan minta bantu TNI/Polri," sebutnya.

"Kami punya dua tanki kendaraan pemadam, lengkap dengan selang dan pakaian petugasnya," ujarnya.

Penerapan teknologi pemadaman kebakaran hutan lanjutnya sudah diterapkan di Kalimantan. Helikopter pembom air sejauh ini telah dioperasikan di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved