Pemilu 2019
Safaruddin Pasang Target Pilpres Jokowi-Maruf Amin Raih 70 Persen Suara
Mantan Kapolda Kaltim ini juga meminta agar warga NU berjihad dalam memenangkan Jokowi - Maruf Amin di Kaltim.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Budi Susilo
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Warga NU Kaltim haram tak coblos Jokowi - Maruf Amin.
Hal itu dikatakan Irjen (purn) H Safaruddin selaku Ketua Tim Kampanye Daerah pasangan nomor 01 Pilpres, Pemilu 2019.
"Warga NU yang tak memilih (Jokowi-Amin) haram hukumnya," ujar Safaruddin kepada Tribunkaltim.co
Laga Garuda Select vs Klub-klub Junior Inggris, Berikut Jadwal Siaran Langsung TVRI
Link Live Streaming Timnas U-23 Indonesia vs Thailand Sore Ini, Nasib Ezra Walian Begini
Santri, Kyai dan ulama di Kaltim dipercaya mengarahkan dukungan penuhnya kepada pasangan nomor 01 lantaran Jokowi menggaet ulama KH Maruf Amin sebagai Cawapres pada Pilpres 2019.
Tak ada alasan warga NU tak memilih Jokowi - Maruf Amin.
Safaruddin menyebut, kemerdekaan Indonesia tak lepas dari perjuangan dan pengorbanan warga NU.
Mantan Kapolda Kaltim ini juga meminta agar warga NU berjihad dalam memenangkan Jokowi - Maruf Amin di Kaltim.
Namun bukan mengangkat senjata seperti dalam kondisi perang. Melainkan terus sambang pintu ke pintu kerabat dan sanak keluarga, mengajak mereka memilih pasangan dengan jargon Indonesia Maju.
Tak tanggung-tanggung, TKD Kaltim menargetkan suara di angka 70 persen, sama dengan target suara TKN pusat.
Menurut Safaruddin, tak berlebihan melihat pengalaman pada Pilpres 2014 dimana Jokowi menang dengan presentasi lebih dari 60 persen di Kaltim
"Target 70 persen. Kalau harapan 100 persen," tuturnya.
Pemberitaan sebelumnya, Cawapres 01 KH Maruf Amin membanggakan pasangannya, Joko Widodo, sebagai sosok yang mencintai ulama dan tokoh agama.
"Kok ada yg bilang pak jokowi, gak cinta ulama. Wakilnya aja ulama...Kok ente gak paham-paham, kapan pahamnya?" katanya, di Deklarasi JKSN di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ia juga menganalogikan ulama di tahun politik seperti daun salam. Saat ibu hendak masak dau salam selalu dicari untuk mengharumkan masakan. Tapi bila makanan sudah jadi, daun salam yang dibuang paling dulu.