Atasi Defisit Listrik, Ini Solusi Kelistrikan di Kaltara Jangka Pendek hingga Jangka Panjang
"Saat ini beban puncak di Bulungan kurang lebih 12 MW," kata Ferdy saat menjadi narasumber 'Respons Kaltara', Selasa (26/3/2019) di Kedai 99 Tanjung S
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Mengatasi defisit daya listrik di Kalimantan Utara ke depan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah sudah mengambil langkah-langkah yang konkret. Ada beberapa excess power yang disiapkan sebagai solusi masa depan.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Utara Ferdy Manurun Tanduklangi menjelaskan, solusi jangka pendeknya bertumpu Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) yang tengah dibangun di Gunung Seriang, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan.
Pembangkit itu mampu menghasilkan daya sebesar 3x7 Mega Watt.
• Petugas KPPS Masih Kekurangan 49 Orang, Ini Upaya KPUD PPU
• Bawaslu Bontang Tertibkan Alat Peraga Ilegal hingga ke Rumah Ibadah
• Rindu Anak Istri Tak Punya Uang ke Jawa dan Nekat Rampok di Balikpapan, Eko Diancam Pasal Berlapis
Excess power kedua adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di lokasi yang sama dengan kapasitas 2x7,5 Mega Watt. Keseluruh kapasitas daya dari dua pembangkit tersebut mencapai 36 Mega Watt.
"Ini cukup untuk mengatasi defisit daya di Bulungan. Saat ini beban puncak di Bulungan kurang lebih 12 MW," kata Ferdy saat menjadi narasumber 'Respons Kaltara', Selasa (26/3/2019) di Kedai 99 Tanjung Selor.
Dua pembangkit tersebut progresnya belum 100 persen. Berdasarkan koordinasi dengan pihak PT PLN (Persero), dua unit excess power tersebut masing-masing akan selesai dikerjakan pada tanggal 23 Mei dan 7 Juni 2019.
"InsyaAllah, mudah-mudahan bulan 6 nanti Kalimantan Utara di Bulungan khususnya, sudah bebas pemadaman listrik," katanya.
Selain di Bulungan juga dibangun PLTMG berkapasitas 10 Mega Watt di Nunukan dan 6 Mega Watt di Malinau.
Jangka menengahnya adalah pembangunan jaringan transmisi Saluran Udara Tingkat Tinggi (SUTT) 150 Kilo Volt dari Tanjung Redeb (Berau, Kalimantan Timur) ke Bulungan sebanyak 205 tower. Dari Bulungan ke Tana Tidung sebanyak 311 tower, dab Tana Tidung ke Malinau sebanyak 102 tower.
"Nanti akan sampai ke Nunukan juga. Untuk yang ke Tarakan, kami belum tahu secara detil dan pastinya," ujarnya.
• Sedih dan Nggak Bisa Move On dari Sang Mantan? Ikuti 10 Cara Ini, Dijamin Langsung Lupa!
• Rumor The Doctor Bakal Pensiun dari MotoGP, Luca Marini Adik Valentino Rossi Ikut Buka Suara
• Download Kisi-kisi Soal Bahasa Inggris untuk UNBK dan UNKP SMK/MA, Malam Ini Sempat Belajar
Jaringan transmisi tersebut terkoneksi dengan jaringan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Keuntungannya, ketika Kalimantan Utara kekurangan atau defisit daya, maka listrik dapat disuplai dari Kalimantan Timur.
"Dari Berau ada 200 Mega Watt. Itu bisa dimanfaatkan PT PLN sebagai antisipasi jika ada kerusakan atau kekurangan daya di Kalimantan Utara," ujarnya.
Jaringan interkoneksi melalui SUTT dimulai dari Kuaro (Paser), Kariangau (Balikpapan), Samarinda, Bontang, Sangata, Kelai, Muara Wahau, Tanjung Redeb, Tanjung Selor, hingga Siemanggaris (Nunukan).
Sedang jangka panjangnya, Pemprov Kalimantan Utara bersama pemerintah tengah mempercepat realisasi investasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Besahan di Sungai Kayan, Kabupaten Bulungan. Mega proyek tersebut akan menghasilkan daya 9.000 Mega Watt.
"Itu belum termasuk rencana investasi PLTA lain di Malinau dan Nunukan. Untuk keperluan rumah tangga saja, hanya kurang lebih 100 Mega Watt," ujarnya.