Breaking News

Komisi IV DPRD Kaltim Singgung Keluhan Orangtua Soal Banyak PR Dibebankan pada Murid

Komisi IV DPRD Kaltim menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama Dinas Pendidikan Kaltim, yang dilangsungkan secara virtual, Rabu (15/4/2020).

TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
Siswa SD Muhammadiyyah II belajar ditemani orangtua dan saudaranya di rumah Jalan Siti Aisyiah, Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Kota Samarinda Kalimantan Timur, Rabu (15/4/2020). Siswa belajar di rumah sementara sejak 16 Maret sampai 21 April, menyesuaikan situasi 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Komisi IV DPRD Kaltim menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama Dinas Pendidikan Kaltim, yang dilangsungkan secara virtual, Rabu (15/4/2020).

Salah satu hal dibahas adalah banyaknya keluhan dari orangtua pelajar yang saat ini anaknya menjalani sistem pembelajaran dari rumah.

"Kami bahas soal evaluasi pembelajaran di rumah, karena banyak keluhan dari masyarakat," kata Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Yaqub kepada awak media saat ditemui di Kantor DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda, Senin (15/4/2020).

Yang paling banyak menjadi keluhan adalah banyaknya pekerjaan rumah atau PR yang diberikan kepada murid.

"Contoh-nya, antar guru satu dengan yang lainnya, masing-masing memberikan PR," kata Rusman Yaqub.

Porsi pembelajaran, kata Rusman, terkesan hanya mengandalkan materi akademik. Ia menambahkan, yang perlu diperkuat adalah pelatihan pembangunan karakter para murid.

BACA JUGA:

• Tak Cuma Gelombang Kedua Virus Corona, Indonesia Juga Terancam Lonjakan Orang Miskin, Reaksi Jokowi?

• Hasil Rapid Test, Jumlah Positif Corona di Kubar 13 Orang, Sekkab Imbau Warga Lebih Waspada

• Prediksi Covid-19: Jumlah bisa Mencapai 1,3 Juta Kasus, Puncak Pandemi Mei 2020 dan Gelombang Kedua

"Semestinya juga membangun karakter siswa, misal siswa dilatih kesabaran dan disiplin," kata Rusman Yaqub.

Sejak pandemi Virus Corona atau covid-19, seluruh sekolah di Indonesia, tak terkecuali Kaltim, menerapkan belajar dari rumah menggunakan sistem daring.

Situasi seperti ini, kata Rusman, memerlukan peran orangtua dalam memberikan pengawasan secara langsung.

Sebab sistem daring hanya berjalan beberapa jam saja. Sehingga waktu para murid bersama orangtua menjadi lebih banyak. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved