Virus Corona
Negeri Donald Trump Sudah Punya 100 Calon Vaksin Virus Corona, Sempat Khawatir Dokumen Dicuri China
Negeri Donald Trump sudah punya 100 calon vaksin Virus Corona, sempat khawatir dokumen dicuri China
TRIBUNKALTIM.CO - Negeri Donald Trump sudah punya 100 calon vaksin Virus Corona, sempat khawatir dokumen dicuri China.
Amerika Serikat bergerak cepat menemukan vaksin Virus Corona atau covid-19.
Sebelumnya, Negeri yang dipimpin Presiden Donald Trump ini khawatir dokumen vaksin bakal dicuri China.
Amerika Serikat menargetkan vaksin covid-19 ini akan siap diakhir tahun ini.
Pemerintah Amerika Serikat berencana mengumpulkan ratusan juta dosis vaksin covid-19 yang sedang dikembangkan dengan tujuan akan ada satu atau lebih vaksin yang siap diluncurkan pada akhir tahun.
• Refly Harun Beber Sandiaga Uno Capres 2024 Bermodal Terbanyak, Singgung Anies, Khofifah, dan Ganjar
• Giliran China Serang Bisnis Negeri Donald Trump, Apple, Boeing dan Raksasa Teknologi AS Jadi Target
• Tembak Istri yang Berselingkuh dengan Babinsa TNI, Polisi Ini Terancam Dua Sanksi Serius Sekaligus
"Kami sudah menemukan 100 lebih calon vaksin," kata Menteri Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan Alex Azar kepada saluran TV Fox Business Network, Jumat (15/5/2020) waktu setempat atau Sabtu WIB.
Menurutnya, saat ini dalam tahap mempersempit vaksin ke dalam kelompok inti.
"Kita pertaruhkan ratusan juta dolar dan meningkatkan produksi vaksin domestik secara masif sehingga pada akhir tahun, kami berharap akan memiliki satu atau lebih vaksin yang manjur dan aman serta ratusan juta dosis," tambahnya.
Gedung Putih (kantor Presiden AS) menargetkan sudah akan memiliki 300 juta dosis vaksin pada akhir 2020.
Hingga saat ini belum ada vaksin untuk patogen ini yang disetujui meski beberapa sedang dikembangkan.
Memproduksi serta mendistribusikan sebuah vaksin efektif dianggap sebagai langkah penting untuk memulai ekonomi AS.
"Kami harus menggunakan secara penuh kekuatan pemerintah AS dan sektor swasta di sini untuk menekan semua waktu (uji coba obat) tersebut.
Selain itu mengurangi inefisiensi dalam pengembangan dan penggunaan kekuatan pemerintah AS untuk memproduksi di tengah risiko, mencapai jutaan dosis vaksin.
Saat ini kami menjalankan uji klinis untuk membuktikan kemanjuran dan keamanannya," kata Azar.