Banjir di Samarinda
Warga Korban Banjir Samarinda Rebutan Makanan Tambahan, Khawatir Balita dan Ibu Hamil Kurang Gizi
Bencana banjir landa Samarinda, Kalimantan Timur para korban banjir rebutan makanan tambahan takut anak balita ya kurang gizi dan ibu hamil juga.
Penulis: tribunkaltim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Masyarakat di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur sedang dilanda petaka banjir yang berhari-hari. Hampir sebagian besar wilayah Samarinda diselimuti genangan air, banjir.
Warga Samarinda merasa kesusahan, pemukiman penduduknya digenangi air banjir yang cukup tinggi hingga ada yang capai 100 centimeter. Duka banjir ini sampai viral juga di media sosial ramai hastag #SamarindaCalap
Datangnya banjir ke pemukiman penduduk di Samarinda, membuat kesulitan warga Samarinda, seakan Kota Samarinda mengalami lumpuh.
Masyarakat Samarinda yang kena banjir pun kesulitan, untuk dapatkan makanan masyarakat Samarinda kesulitan. Rumah terendam banjir, dapurnya pun ikut kena banjir, korban banjir tidak bisa lakukan aktivitas masak.
Para korban yang kena banjir kesulitan mendapatkan makanan yang layak. Kondisi darurat banjir, masyarakat pun ada yang rela mau konsumsi makanan jenis instan.
Jenis makanan yang dikonsumsi warga Samarinda hanya mi instan selama tiga hari berturut-turut. Belum lagi mereka yang ibu hampil dan anak-anak serta balita.
Terpaksa ada bala bantuan bagi korban banjir diberi makanan tambahan bagi ibu hamil, perempuan, anak-anak dan balita.
Khusus makanan bagi balita ada makanan jenis makanan tambahan berupa biskuit. Ini pun makanan biskuit ini banyak yang rebutan. Para orangtua ada yang rebutan makanan jenis ini.
Saat disediakan makanan tambahan ini dalam sekejap langsung ludes.
Banyak alasan orangtua korban banjir rebutan makanan tambahan ini, satu di antaranya si korban banjir merasa khawatir takut kehabisan.
Satu di antaranya Anto, warga Sidodadi, Samarinda, yang antusias mengambil 3 bungkus makanan tambahan itu.
Dia mengatakan, ia terpaksa mengambil makanan, ikut rebutan makanan karena khawatir istri dan anaknya kurang asupan gizi setelah 3 hari berjibaku dengan banjir dan kesulitan mencari makanan.
"Buat jaga-jaga mas, takut anak saya kurang makanan," kata bapak satu anak ini.
Meluasnya banjir di Samarinda 5 hari terakhir membuat sedikitnya 20 ribu warga Samarinda dari berbagai usia kesulitan akses mendapatkan makanan.
Segala cara dan makanan yang tersedia dikonsumsi selama terjebak banjir. Termasuk makanan ibu hamil dan balita kategori kurus ludes diserbu orangtua.
