Tiga Syarat Penting bagi Kandidat Dirut Pertamina
Ada tiga agenda tugas yang mesti diselesaikan dengan cepat untuk memastikan ketahanan energi nasional.
Menurut Pengamat Perminyakan Kurtubi, berprestasinya Emirsyah Satar memimpin Garuda Indonesia tidak lantas dia bisa menjadi Dirut Pertamina. "Dirut Pertamina itu harus memiliki latar belakang perminyakan, tidak bisa hanya berbekal kemampuan manajemen," ungkap dia.
Dia menilai keempat kandidat tersebut tidak layak menjadi Dirut Pertamina, sebab mereka tidak memiliki kompetensi yang mumpuni dan juga tidak memiliki integritas dalam memajukan Pertamina. "Saya kira kita perlu orang-orang yang berani untuk menentang kebijakan-kebijakan yang merugikan Pertamina," ungkap dia.
Menurutnya, ada beberapa orang yang pantas menduduki jabatan Dirut Pertamina, misalnya seperti Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi, Salis Aprilian dan Presiden Direktur Pertamina EP, Syamsul Alam. "Mereka jelas memiliki kompetensi, integritas serta berani," ungkap dia.
Senada dengan Kurtubi. pengamat energi dari ReforMiner, Komaidi Notonegoro mengatakan, kompetensi dan integritas serta menomorsatukan kepentingan nasional menjadi catatan penting bagi calon Dirut Pertamina. "Bukan malah berangkat dari kepentingan Parpol, Golongan, apalagi Istana," ungkap dia.
Komaidi mengingatkan, jika pemerintah memilih Dirut Pertamina yang baru, maka pemerintah mesti mendukung strategi Pertamina dalam melakukan bisnis, seperti melakukan akuisisi ladang migas di luar negeri.
"Lihat akuisisi Petrodelta di Venezuela sampai sekarang belum diberi restu hanya lips service. Kalau pemerintah mau pendapatan negara dari pertamina besar, harus dukung pertamina," kata dia.