Temuan Uang Palsu Terbanyak di Pasar Pandan Sari
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan kembali menggelar Sosialisaksi Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah yang digelar di Pasar Pandan Sari, Rabu (17/
BALIKPAPAN, tribunkaltim.co.id - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan kembali menggelar Sosialisaksi Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah yang digelar di Pasar Pandan Sari, Rabu (17/9). Hadir Kepala Kantor Perwakilan BI Balikpapan Mawardi BH Ritonga, bersama para pedagang di Pasar Pandan Sari.
Mawardi BH Ritonga, Kepala Kantor Perwakilan BI Balikpapan mengatakan Pasar Pandan Sari menjadi lokasi yang diprioritaskan BI untuk kegiatan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah, merujuk banyaknya temuan uang palsu di salah satu pasar tradisional di Balikpapan ini.
"Berdasarkan laporan bank dan masyarakat, peredaran uang palsu banyak ditemukan di Pasar Pandan Sari sehingga kegiatan sosialisasi kami prioritaskan di sini, dengan harapan masyarakat bisa lebih memahami ciri-ciri keaslian uang dan peredaran uang palsu bisa ditekan," kata Mawardi, saat ditemui usai sosialisasi.
Acara yang digelar BI Balikpapan bukan hanya menghadirkan para pedagang pasar, tetapi juga UPT Pasar Pandan Sari yang melakukan pemungutan retribusi, sehingga bisa menahan uang palsu dan tidak perlu nombok tatkala menemukan uang palsu. BI mendata sejak Januari-Agustus 2014, ditemukan 613 lembar uang palsu yang beredar di wilayah kerja BI Balikpapan. Data ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun lalu yang mencapai 663 lembar mulai Januari-Desember 2013.
"Nominal 100.000 menjadi pecahan yang mendominasi dan sekitar 95% ditemukan di Pasar Pandan Sari," kata Mawardi.
Berbagai informasi mulai dari cara mengenali keaslian uang rupiah dengan cara Dilihat, Diraba dan Diterawang dan beberapa ciri seperti benang pengaman hingga blind code, dipaparkan di hadapan para pedagang.
Kegiatan serupa rencananya akan kembali digelar BI di berbagai pasar tradisional di Balikpapan dan terminal. BI juga menyerahkan bantuan alat sinar ultraviolet untuk UPT Pasar Pandan Sari sehingga bisa digunakan untuk mendeteksi keaslian uang yang diterima. "Kami persilahkan masyarakat untuk melaporkan bila menemukan uang palsu kepada Bank Indonesia," ujarnya.
Diapun membuka kesempatan bagi masyarakat yang menginginkan klarifikasi terkait uang yang diterima. Dalam sosialisasi kemarin, BI juga menginformasikan kepada masyarakat mengenai penggantian uang yang robek ataupun terpotong, senilai dengan nominal uang tersebut. Dengan catatan, potongan uang tersebut masih lengkap dan satu kesatuan. "Tapi kalau no seri uang di bagian atas dan di bagian bawahnya berbeda maka jelas tidak akan diganti. Ini juga harus diwaspadai karena kadangkala peredaran uang palsu, sebagian asli dan sebagian palsu dengan no seri yang berbeda," ujarnya. (*)