Menegangkan, Wartawati Ini Menyamar dan Memancing Cinta Militan ISIS

Erelle, wartawati di Perancis, menyamar sebagai wanita yang terpikat dengan pemuda tampan dari ISIS. "Rayuannya memang maut," kata Errele.

DAILYMAIL
Setelah berbagai aksi keji yang mengejutkan dunia, ISIS kembali merilis gambar memperlihatkan aksi mereka yang tengah membakar alat musik drum. 

Dia melihat saya, dan saya melihat balik ke matanya, saya tidak melihat apapun, tidak melihat agama, tidak melihat perasaan. Saya hanya melihat dia bukan pria baik," kata Erelle.

Nama asli Bilel adalah Rachid, dibesarkan di Roubaix, utara Perancis. Kepada Erelle, dia mengisahkan perjalanannya ke Irak saat mulai teradikalisasi tahun 2000. Dia adalah tangan kanan pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi yang punya tiga tugas di Suriah: merekrut, mengumpulkan pajak dan memerintahkan tentara.

Erelle melakukan pemeriksaan silang atas pengakuan Bilel dengan sumbernya di kepolisian Perancis dan Suriah. Sebagian bualannya ternyata bohong, namun soal peperangan dan pembunuhan adalah kisah nyata.

Rayuannya yang maut bisa membuat wanita mana pun tergoda.

"Lihat bagaimana wanita seperti Melodie akan terpukau. Para wanita ini sebelumnya merasa bukan siapa-siapa dan tiba-tiba datang pria 38 tahun ini, dua kali usianya, yang punya banyak petualangan luar biasa, yang baik padanya, mengatakan cinta dan ingin berbicara 1.000 kali sehari," kata Erelle.

Lewat Amsterdam

Tokoh Melodie akhirnya setuju menjadi tunangan Bilel. Sejak saat itu Melodie menjadi semacam selebritis di kalangan jihadi di internet. Awalnya, Melodie menolak datang ke Raqqa karena beralasan tidak ingin meninggalkan ibunya.

Namun Bilel tetap mendesaknya sambil memberikan rincian jalur perjalanan yang aman. Melodie yang mengatakan akan membawa teman (fiksi) bernama Yasmin diperintahkan pergi ke Istanbul, Turki, melalui Amsterdam, Belanda.

Di Istanbul, Melodie diperintahkan menjual telepon selulernya dan membeli yang baru, lalu menunggu dihubungi. Di bandara, Bilel meminta Melodie membelikannya after-shave Egoiste dari Chanel di toko bebas bea.

Sesampainya di Amsterdam, Bilel mengatakan perantara yang seharusnya menjemput Melodie dan Yasmin tidak bisa bergerak karena pengawasan polisi. Dia akhirnya diminta berangkat sendiri ke Istanbul melalui Urfa di selatan Turki.

Di sinilah akhirnya Erelle memutuskan menghentikan petualangannya dan mengatakan pada Bilel--masih menyamar sebagai Melodie--dia akan pulang karena polisi ada dimana-mana. Bilel murka.

"Dia mulai berteriak. Sangat menakutkan. Dia marah karena saya menolak melanjutkan perjalanan. Dia mengatakan 'Kau mempermainkanku di depan anak buahku'. Kalimat itu tidak bisa dengan mudah dilupakan," kata Erelle.

Saat Melodie ingin memutuskan hubungan, dia diancam. "Saya tahu kau siapa, hanya butuh beberapa menit untuk menemukan dan membunuhmu," kata Bilel.

Ancaman mati

Erelle kembali ke Paris dan menuliskan cerita tentang Melodie untuk majalahnya Mei lalu. Dia saat ini tengah menulis buku tentang itu, berjudul "In the Skin of a Jihadist."

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved