Berita Pemkab Kutai Timur

Globalisasi Juga Bisa Menjadi "Racun"

Artinya, perlatan komunikasi di era serba canggih seperti saat ini dapat membantu orang tua dalam melakukan pengawasan.

HO HUMAS SETKAB KUTIM
Wakil Bupati kutim, Ardiansyah Sulaiman, saat menghadiri rakortas di Gedung PKK Kutim. (Hasyim_Humas Setkab Kutim) 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA- Pengaruh globalisasi dan teknologi informasi saat ini tentunya bisa berdampak positif. Namun pada sisi lain, dapat pula menyebabkan perilaku menyimpang bagi remaja. Akhirnya, banyak yang terjebak dalam dunia dan aktivitas yang semestinya tidak dilakukan. Seperti perilaku seks bebas, narkoba, minum minuman keras, "ngelem", "ngomix", dan masih banyak lagi.

Pernyataan tersebut disampaikan Ardiansyah saat memberikan materi kepada para peserta rapat koordinasi dan konsultasi terbatas (rakortas) Unit Pelaksana Tugas (UPT) Pendidikan, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, dan Guru tingkat SD, SMP, SMA dan SMK se-Kabupaten Kutai Timur di Gedung PKK Kutai Timur, beberapa waktu lalu.

Ardiansyah menilai, teknologi secara positif sebenarnya dapat dimanfaatkan para orang tua untuk mengawasi dan berkomunikasi dengan para remaja secara intensif. Mengetahui keberadaan remaja, mulai dari posisi hingga apa yang sedang dilakukan, bisa secara langsung dipantau melalui handphone. (BACA: PLN Diminta Percepat Penyediaan Jaringan Listrik Pedalaman)

Artinya, perlatan komunikasi di era serba canggih seperti saat ini dapat membantu orang tua dalam melakukan pengawasan. Sehingga kekhawatiran dan kecemasan yang dirasakan oleh para orang tua dapat sedikit berkurang.

“Remaja adalah ujung tombak sebuah negeri. Hal itu karena potensinya yang besar sebagai agen perubahan yang akan menentukan kualitas generasi mendatang. Namun realitas saat ini menunjukkan remaja sedang terbuai dalam kemasan paham kebebasan,” katanya.

“Salah satu ide yang laris diopinikan kepada para remaja adalah tentang kasih sayang yang diformalkan dalam perayaan hari valentine,” ujar Ardiansyah, sembari menambahkan bahwa budaya ini tidak sepenuhnya positif bagi adat ketimuran.

Lebih jauh dijelaskan, perayaan hari valentine sebenarnya adalah sebuah bentuk pelegalan terhadap pergaulan bebas, yang dibalut alasan kasih sayang. Ketika pergaulan bebas itu semakin tidak terkendali, ditambah ancaman obat-obatan keras seperti narkoba dan narkotika, maka potensi perluasan penyakit menular, seperti HIV/AIDS, pun siap menghadang didepan mata. “Hal ini jelas menjadi ancaman terbesar generasi muda saat ini,” katanya. (BACA: Pemberantasan Narkoba Tanggung Jawab Semua Pihak)

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim, Iman Hidayat, mengatakan rakortas kali ini dihadiri ratusan guru se-Kutim. Mereka dihadirkan dari 4 zona meliputi, zona 1 yakni Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Teluk Pandan, Rantau Pulung, dan Bengalon. Zona 2 terdiri dari Kecamatan Kaliorang, Kaubun, Sangkulirang, Karangan, dan Sandaran.

Selanjutnya zona 3, meliputi Kecamatan Muara Wahau, Telen, Kongbeng ,dan Busang. Sementara zona 4 meliputi Kecamatan Batu Ampar, Muara Bengkal, Muara Ancalong, dan Kecamatan Long Mesangat.

Rakortas juga menghadirkan Kepala Kejaksaan Negeri Sangata, Tety Syam, Kasi Intel Kejari Sangatta, Dody Gazali Emil, dan penyidik Satreskoba Polres Kutim, Aipda I Made, untuk memberikan paparan.

Iman mengatakan kegiatan rakortas sengaja dilaksanakan untuk mengajak semua pihak melakukan tindakan aktif maupun persuasif guna mengurangi potensi kenakalan remaja yang cenderung menghancurkan generasi muda.

“Diharapkan setelah pertemuan ini, para pihak terkait dapat memberikan kontribusi positif untuk membangun generasi muda yang beretika, berperilaku positif, dan tidak merugikan diri sendiri serta masyarakat. Sebab perkembangan generasi muda adalah tanggung jawab kita bersama,” harap Iman. (advertorial)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved