Hukum dan Kriminal
Di Mata Keluarga, Pria Pelaku Penikaman Ini Taat Beragama
Tidak hanya keluarga korban yang terpukul atas kejadian di kawasan Pertokoan Citra Niaga, Selasa (19/5/2015) siang kemarin.
Penulis: Christoper Desmawangga |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Tidak hanya keluarga korban yang terpukul atas kejadian di kawasan Pertokoan Citra Niaga, Selasa (19/5/2015) siang kemarin.
Pihak keluarga tersangka juga merasakan hal sama. Ketika Tribunkaltim.co menyambangi rumah duka di Jl Harun Nafsi, Gg Rukun II, Rapak Dalam, Samarinda Seberang, tampak suasana di rumah keluarga Thamrin diselimuti duka mendalam.
Kakak Thamrin Noor, DM (45) mengatakan, keluarga sangat terpukul atas tewas adiknya tersebut.
Selama ini Thamrin tidak menunjukkan gejala-gejala yang janggal atas perbuatannya di Citra Niaga.
"Tidak ada tanda-tanda mencurigakan dari tingkah laku Thamrin, tingkahnya seperti biasanya," jelasnya.
Baca: Penyebab Tewasnya Pria yang Ngamuk di Citra Niaga Masih Misterius
Selama ini Thamrin dinilai tidak pernah marah maupun mengamuk setelah keluar dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Bahkan, Thamrin setelah keluar dari RSJ terlihat semakin taat beragama dengan menjalankan shalat lima waktu.
Dirinya tidak pernah menyangka kejadian tersebut sampai merenggut nyawa orang lain dan juga adiknya tersebut.
"Kami juga sangat kehilangan, setelah itu dia dituduh merampok dan melakukan begal, tentu ini sangat membuat kami sangat terpukul," terangnya.
Keyakinan tersebut didasari karena selama bekerja di Toko Suara Elektronik sebagai tukang tagih, adiknya menjadi salah satu orang kepercayaan dari pemilik toko tersebut.
Bahkan, pemilik toko mempercayakan adiknya membawa mobil pikap operasional untuk bekerja sehari-hari.
Bibi Thamrin yang juga berada di rumah duka, FT (55) menyayangkan pemberitaan yang menyatakan keponakannya seorang perampok dan pembegal.
"Polisi saja belum mengatakan tentang pokok kejadian perkara yang sebenarnya, pernyataan tersebut membuat kami sangat terpukul," jelasnya.
Pihak keluarga masih menunggu hasil penyidikan yang menyebabkan tewasnya Thamrin. "Kami masih menunggu hasil dari kepolisian tentang tewasnya adik kami," katanya sambil berurai air mata.
Dia meyakini, kejadian mengamuknya Thamrin didasari karena kondisi jiwanya yang terganggu, yang bisa saja disebabkan faktor lingkungan saat kejadian.
Thamrin memiliki lima anak yang semuanya perempuan dan masih sekolah. Kejadian yang menimpah ayahnya membuat anak beserta kelaurganya terpukul. (*)