Kompas Gramedia Fair
Priyombodo Berbagi Kiat Memotret ke Pengunjung Big Mall
Pemberian caption pada foto, kata Priyombodo, juga tidak boleh berlebihan. Semua harus ditulis berdasarkan fakta dan memenuhi unsur 5W+1 H
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Hari ketiga even Kompas Gramedia Fair di atrium Big Mall Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (31/5/2015), dimeriahkan dengan workshop fotografi.
Kegiatan ini dihadiri puluhan peserta dari berbagai komunitas fotografi, kalangan mahasiswa dari berbagai kampus, dan pengunjung Big Mall Samarinda.
Mereka antusias mendengarkan pemaparan materi foto jurnalistik yang dibawakan oleh fotografer Kompas, Priyombodo.
Pada kesempatan itu, Priyombodo berbagi pengalaman tentang kiat memotret yang memenuhi unsur jurnalistik, mulai dari pengambilan foto lepas hingga foto ilustrasi untuk dimuat di media.
“Jangan lupa untuk memberikan caption (keterangan) setiap kita memotret. Kita juga harus pandai membedakan mana foto lepas dan foto ilustrasi,” katanya.
BACA juga: 330 Murid TK Ikuti Lomba Kreativitas Kokoru dan Nyanyi Bahasa Inggris
Pemberian caption pada foto, kata Priyombodo, juga tidak boleh berlebihan. Semua harus ditulis berdasarkan fakta dan memenuhi unsur 5W+1 H.
“Memasang caption foto jangan sampai sok tahu, harus kita tulis apa adanya sesuai fakta di lapangan,” jelasnya.
Sederet pertanyaan mengemuka dalam workshop ini. Contohnya etika memasang foto, prioritas pengambilan foto dalam sebuah momen, serta batasan-batasan dalam memotret.
“Ketika hendak memotret harus ada feel, bagaimana kita melihat keadaan di sekitar. Terkadang orang-orang melihat kamera seperti barang yang asing, sehingga mereka enggan difoto, tapi di lain sisi ada keinginan kita untuk mengabadikan momen,” kata Priyombodo.
BACA juga: Puji Berharap Generasi Muda Memanfaatkan Semua Peluang yang Ada
Oleh karena itu, lanjutnya, penting bagi seorang fotografer untuk melakukan pendekatan dengan mengajak orang lain mengobrol agar foto yang diperoleh bisa lebih maksimal.
Priyombodo juga menjelaskan bagaimana peran penting fotografer di sebuah media massa.
“Fotografer itu selalu berada di garda terdepan ketika ada momen peristiwa, beda dengan seorang reporter yang dapat melaporkan kejadian dari kejauhan. Karena itu, risiko seorang fotografer juga besar,” bebernya. (*)