Bahaya Merokok

Dokter Belanda pun Didatangkan Tapi tak Kuasa Atasi Kanker Robby

Jadi kankernya, kata dokter, sudah seperti pohon beringin. Begitu kita tebang, akarnya masih ada. Kecuali kita gali akarnya

Penulis: Doan E Pardede |
Repro Facebook
Robby Indra Wahyuda (26), warga Samarinda, Kalimantan Timur, berjuang lebih dari setahun melawan penyakit kanker laring. Robby meninggal di RSUD Abdul Wahab Samarinda Selasa (23/6/2015) akibat keganasan kanker menyerang tenggorokannya. Ia terbiasa merokok sejak usia dini. 
TRIBUNKALTIM.CO/DOAN E PARDEDE
Nyonya Syaifatul Hadijahmenyaksikan foto-foto Robby Indra Wahyuda, anaknya yang meninggal Selasa (23/6/2015) dan dimakamkan Rabu di Samarinda. Robby menderita kanker tenggorokan yang diduga dipicu kebiasaan merokok sejak usia dini.

BACA JUGA: Kronologis Perjuangan Robby Melawan Kanker Laring Ganas

Kemudian, Robby yang vokalis band lokal di Samarinda, mulai merasakan gangguan pada kualitas, akhir 2013. Kemudian dia menjalani pengobatan di RS AW Syahranie Samarinda. Hingga suatu saat, penyakit Robby sudah dideteksi sebagai tumor dan akhirnya harus dirujuk ke RS Soetomo Surabaya, Jawa Timur, untuk menjalani operasi, pada 3 Maret 2014. Setelah sembuh, Robby pun kembali bekerja seperti biasa di Disdik Samarinda.

"Dulu masih tumor yang di sebelah kiri," kata ibunya.

 BACA JUGA: Ucapan Dukacita untuk Penderita Kanker di FB Robby, Dihapus

Foto leher Robby berlobang akibat diserang kanker laring.

Belakangan diketahui, dia terkena kanker larynx atau laring. Lalu pada 9 Juni 2014, kembali menjalani operasi di klinik kanker laring di Tangerang. Dan setelah sembuh kembali beraktivitas seperti biasa.

Pada 29 Juni, ketika dia mendapat tugas mendapat tugas membawa rombongan Kepala Sekolah dari Disdik Samarinda ke Padepokan Bagong, Yogyakarta, penyakit Robby kambuh dan akhirnya menjalani operasi di RS Sardjito, Yogyakarta.

"Saat itu dia kambuh lagi, sesak nafas, sampai akhirnya dilarikan ke RS Sardjito," kata Syaifatul.
Kondisinya ternyata sangat parah. Bahkan dokter pun sudah merasa hampir angkat tangan terhadap kondisi Robby. "Saya bilang kalau masih bisa diselamatkan tolong diselamatkan," kata sang ibu.

BACA JUGA: Lihat Pria Ini Berjuang Lawan Sakitnya, Suamiku Stop Merokok Ya

Akhirnya, dibuatlah saluran pernafasan dari lubang di bagian leher. Kondisi ternyata membuahkan hasil dan kondisi Roby berangsur membaik. Robby menjalani rawat jalan dan terus kontrol kesehatan. Namun, belakangan kondisinya kembali memburuk.

“Tenggorokan Robby sudah tertutup, dan terpaksa dibuat lubang,” ujar Elansyah, ayahnya, mengimbuhkan.

Upaya lain pun dilakukan, sebenarnya tim dokter sudah menentukan jadwal operasi untuk "menggali" sumber penyakit. Namun operasi bisa dipercepat karena dokter yang belakangan sudah akrab dengan Robby, mendatangkan dokter ahli langsung dari Belanda.

"Jadi yang menangani dokter yang dari Belanda dibantu beberapa dokter dari Jogja," kata Syaifatul.
Operasi berjalan lancar. Harusnya sesuai harapan dokter, setelah 14 hari dan jahitan sudah dibuka, Robby sudah bisa makan. Namun hingga hari ke 16 bagian yang dioperasi masih mengalami kebocoran. Dan setelah diteliti, ternyata ada bekas jahitan yang terlepas.

BACA JUGA: Penderita Kanker Ini Angkat Tangan saat Ibunya Ajak Berdoa

"Ternyata nggak seperti yang diharapkan. Setelah 16 hari, kalau minum didalam itu masih bocor," katanya.

Setelah kembali menjalani pengobatan, kondisi Robby membaik dan tinggal menjalani kemotherapy. Dengan pertimbangan hanya akan menjalani Kemotherapy, keluarga pun membawa Robby kembali ke Samarinda dan dirawat di RS AW Syahranie. Namun takdir berkata lain, Robby akhirnya menghembuskan nafas terakhir setelah beberapa waktu sempat dirawat di Samarinda, Selasa (23/6) dan dimakamkan, besoknya.

"Jadi Robby meninggalnya di Samarinda," kata Syaifatul.

Merokok Sejak SMP
Sepengetahuannya, Syaifatul, Robby mulai merokok saat duduk di SD. Namun, hingga dewasa ini, kedua orangtua mengaku tidak pernah sekali pun melihat anaknya itu merokok di hadapannya. Namun menurut mereka, kebiasaan merokok Robby mulai berat ketika duduk di bangku perkuliahan di Yogyakarta.

"Kami nggak tahu kalau dia merokok," katanya.

BACA JUGA: Mutiara Ramadhan: Suami-istri Boleh Berhubungan Malam Hari, Asal...

Robby dikenal lewat media sosial. Sebelum sakit, dia adalah seorang perokok sampai akhirnya divonis dokter menderita kanker esofagus, kanker larynx atau laring, yaitu jenis kanker ganas yang mengacu pada setiap bagian di sel jaringan kerongkongan. Dokter menduga Robby terjangkit kanker akibat kebiasaan merokok.

Akibat kanker, Robby kehilangan pita suaranya dan jakun saat usianya 26 tahun. Penyakitnya terdeterksi setelah kanker larynx yang menggerogoti jiwanya berada pada stadium 3, sudah akut.
Robby adalah anak kedua pasangan suami-istri Elansyah Jamhari dan Syaifatul Hadijah. Dia meninggalkan istri, Indah Sari, yang diniksi Oktober 2013.

BACA JUGA: Bagaimana Hukum Shalat Tarawih 23 Rakaat dengan Ngebut?

Oby, sapaan Robby, mengenal rokok sejak kelas dua SMP. Ia merokok saat beranjak remaja, karena ikut-ikutan pergaulan. Dia beralih alasan merokok, “Saya diajarin teman. Supaya kelihatan keren.”

Robby berhenti merokok kurang lebih satu setengah tahun karena sakit asma, ketika belajar di kelas I SMA. Robby tidak menyadari kanker laring telah menyerangnya, sampai pada satu ketika, dia merasakan kualitas suara sebagai penyanyi makin buruk. Kemudian sektiar Oktober - November 2013, dia memeriksakan diri ke Rumah Sakit Darjad, Samarinda.

Syaifatul Hadijah, sang ibu mengatakan, semua, Robby diagnosa menderita tumor. Namun kemudian hasil diagnosa tersebut, Robby lalu dirujuk ke Rumah Sakit Dr Sutomo Surabaya untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hal mengagetkan, hasil pemeriksaan dokter, kanker menyerang pita suara, bahkan sudah parah. Kanker laring stadium III. Lalu dia menjalani operasi, Maret 2014. (dep)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved