Lebaran dan Mudik

Angkutan Umum Sepi, Taksi Gelap dan Kendaraan Pribadi jadi Pilihan

"Sebelum tahun 2000 bisa mencapai sembilan puluh persen. Biasanya H-3 dan H+3 banyak penumpangnya," ujarnya.

TRIBUNKALTIM.CO/DOAN E PARDEDE
Terminal Sungai Kunjang, Samarinda, Kalimantan Timur tampak sepi H+3 lebaran. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Minimnya penggunaan jasa angkutan umum pada arus mudik dan balik, dibenarkan oleh Ketua Organisasi Angkatan Darat (Organda) Kalimantan Timur, Ambo Dalle.

"Secara nasional dan lokal boleh dikatakan hidup segan mati tak mau. Ini bukan baru dan sudah berlangsung dua sampai tiga tahun," ucapnya.

Turunnya pelayanan jasa angkutan umum selama lebaran ini, disebutkan berada dibawah standar. Yaitu standar sebesar 60 persen.

"Tidak lebaran saja. Hari-hari biasa cuma empat puluh persen per hari. Dibawah standar perhitungan dari pemerintah sebesar enam puluh persen," katanya. (Baca juga: BREAKING NEWS - Wanita Cantik Tewas Terjun Dari Apartemen, Bunuh Diri? )

Ia mengulas kejayaan angkutan umum, seperti bus salahsatunya. Sejak 15 tahun silam, baik pelayanan maupun omzet yang diperoleh bisa mencapai 90 persen.

"Sebelum tahun 2000 bisa mencapai sembilan puluh persen. Biasanya H-3 dan H+3 banyak penumpangnya," ujarnya.

Dia menyebutkan tiga pelayanan yang diinginkan penumpang. Antara lain, keamanan, biaya dan sarana.

"Di satu pihak, kita ingin berikan pelayanan kendaraan yang bagus, tetapi terkendala. Rumusnya ada tiga, harus bisa berikan pelayanan bagus, keamanan terjamin dan biaya terjangkau. Jasa harus bisa menjawab tiga faktor ini," ucap Ambo. (Baca juga: Rute Perintis Dilayani Tiga Kali dalam Sepekan )

Alasan minimnya pengguna jasa angkutan, dijelaskan, masyarakat Kalimantan Timur lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi atau taksi ilegal (taksi gelap).

"Karena banyaknya masyarakat Kaltim sudah mampu membeli kendaraan. Kedua, taksi gelap. Karena taksi gelap tersebut cepat dan diantarkan sampai rumah mereka langsung. Mereka nggak memikirkan lagi biayanya. Daripada ke Terminal Sungai Kunjang, belum jarak ditempuh, belum lagi ketinggalan bis itu yang bikin transportasi di sini nggak maju," paparnya.

Membenahi moda angkutan darat ini, Ambo berwacana ingin memberikan kendaraan dengan fasilitas yang baik. Namun, harga tetap terjangkau.

"Saya pernah sampaikan rencana, kalau transportasi bus diganti seperti mobil Alphard dengan kapasitas tujuh sampai delapan penumpang. Harga bisa disesuaikan, tidak perlu mahal. Bisa juga mobil Camry atau Altis, kita pasang harga tiga ratus lima puluh ribu. Orang pasti milih kendaraan dengan fasilitas yang nyaman dan terjangkau, dibanding bus yang atau taksi di bandara yang standar fasilitasnya," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved