Liputan Khusus
Tolong Jangan Digusur, Budiman Menggantungkan Hidupnya Pada Pasar Malam
Budiman mengaku sudah setahun lamanya berjualan pakaian di pasar malam setelah tak lagi bekerja di sebuah perusahaan kayu di kawasan Barong Tongkok.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Rudy Firmanto
TRIBUNKALTIM.CO, BAIKPAPAN - Matahari mulai menuju sisi barat, sinar terangnya secara perlahan mulai redup, bila sebagian orang hal ini menandakan untuk kembali ke rumah setelah seharian bekerja mencari nafkah, tidak bagi Budiman lelaki usia 45 tahun warga Jalan Soekarno Hatta Km 15 ini akan memulai aktifitasnya.
Dari rumahnya, ia menyiapkan beberapa kotak berukuran 30x40 cm dan batangan pipa paralon yang diikat jadi satu sudah siap untuk dibawa.
"Tunggu mobil jemputan, nanti baru berangkat," katanya. Berselang 10 menit sebuah mobil pick up berhenti di depan rumah, dengan sigap Budiman memindahkan kotak-kotak berisi pakaian ke atas kendaraan.
Selanjutnya Budiman pun ikut naik di bak belakang mobil dengan beberapa orang lainnya. Kurang lebih 30 menit perjalanan sampai Jalan Soekarno Hatta km 23 merupakan lokasi berjualan Budiman saat akhir pekan atau malam Minggu.
Budiman merupakan satu dari puluhan pedagang yang menggantungkan rezeki dengan keberadaan pasar malam. Setiap malam dalam satu pekan selalu berpindah-pindah tempat sesuai jadwal yang sudah disepakati.
Budiman mengaku sudah setahun lamanya berjualan pakaian di pasar malam setelah tak lagi bekerja di sebuah perusahaan kayu di kawasan Barong Tongkok.
"Setelah lebaran tahun lalu saya dagang berarti kalau tahun ini lebaran sudah selesai berarti setahun," katanya sambil tersenyum. (baca juga: Kisah Saryono Dulu Supervisor Perusahaan Kayu, Kini Dagang Sayur )
Pada awalnya Budiman tak membayangkan harus berjualan pakaian untuk mencari nafkah, tetapi untuk terus membiayai istri dan ketiga anaknya, pilihan berjualan di pasar malam Budiman jalani.
Pilihannya saat itu kalau tidak jual pakaian atau makanan, tetapi setelah dipikir akhirnya pilih Jual pakaian.
"Tidak terpikirkan, awalnya malu juga nawarin jualan ke orang karena tidak biasa, tapi lama kelamaan sudah tak canggung lagi," ujarnya.
Pilihan untuk berjualan di pasar malam bermula saat sejak kecil biasa datang di pasar malam. Jadi bukan hal baru buat Budiman menjajakan dagangannya di pasar malam.
Selain itu biaya iuran yang dikeluarkan juga relatif murah. Sekali berdagang dikenakan tarif Rp 5 ribu permalam.
"Kalau di pasar, biaya kios saya tidak sanggup, kalau disini kan biaya lebih murah bayar Rp 5 ribu semalam, jadi masih terjangkau pedagang seperti kita ini," katanya.

Barang dagangan yang dijajakan Budiman pun relatif murah mulai harga Rp 20 Ribu hingga yang paling mahal Rp 75 ribu untuk satu potong jaket.