Walau Masih Muda, Arif Tidak Malu Jualan di Pasar Malam

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Alidona

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Ada yang berbeda di lapangan AURI Sepinggan, Balikpapan. Dari kejauhan sudah terdengar riuh suara lagu dangdut di lokasi yang tengah menggelar pasar malam tersebut.

Pasar malam ini sudah digelar sejak pukul 17.00 Wita. Sebanyak 150 pedagang memadati area tersebut dengan berbagai dagangan mulai dari sembako. gorengan, kain, baju, sepatu, kosmetik, makanan tradisional dan juga ada permainan lempar gelang juga jasa hiburan odong-odong.

Berdasarkan pantauan TRIBUNKALTIM.CO, Pasar malam di AURI Sepinggan ini menjadi primadona warga sekitar.

Hal ini terlihat dari penuh sesaknya lokasi pasar malam yang dipenuhi warga yang datang berbelanja ataupun hanya sekedar menikmati hiburan ala kadarnya.(baca juga: Tolong Jangan Digusur, Budiman Menggantungkan Hidupnya Pada Pasar Malam )

Mereka berdesakkan untuk mendatangi lapak-lapak sederhana yang digelar.

Salah satu pedagang yang berada di dekat parkiran motor, Arif (21) tampak sedang menunggu pembeli. Saat TRIBUNKALTIM,CO menghampiri dan memulai obrolan ringan, ia mengatakan berjualan di pasar malam ini sudah dilakoninya sejak 2 tahun yang lalu dan lokasi yang digunakan tidak pernah berubah.

“Enak di sini mas, pembeli langsung melihat kalau sebelah dalam belum tentu terlihat,” katanya.

Ia menceritakan awal mulanya berjualan sejak sekolah dan berlanjut setelah lulus dari SMA Negeri 7 Lamaru.

Awalnya ia hanya mengikuti saudaranya yang juga jualan di pasar malam. Waktu itu ia menekuni bisnis di pasar malam sambil Magang (Kerja Praktek) di PAMA dengan penghasilan Rp 1,8 juta perbulan selama 4 bulan.

“Dari uang tersebut ditambah sedikit dari orang tua, saya memberanikan diri untuk berdagang sendiri, kan sudah mengerti sedikit,” katanya. (baca juga: Kisah Saryono Dulu Supervisor Perusahaan Kayu, Kini Dagang Sayur )

Arif menambahkan setiap malam ia selalu berjualan di pasar malam di berbagai tempat di daerah Balikpapan Timur.

Adapun lokasinya yakni di Lapangan AURI Sepinggan setiap malam Minggu, lapangan tembak Manggar setiap malam Senin, PGHI Batakan setiap malam Selasa, Jalan Banjar Batakan setiap malam Rabu, di depan AURI Sepinggan setiap malam Kamis, Manggar Sari, Manggar setiap malam Jumat dan di Gunung Bakaran Hotel HI setiap malam Sabtu.

“Setiap malam jualan terus dan pagi sampe sore jualan di pasar Manggar kan punya toko juga di sana,” jelasnya.

Menurutnya, malam ini ia berjualan mulai pukul 17.00 Wita. Ia mengangkut barang dagangannya dengan mengunakan motor dan gerobak yang diletakkan di belakang motor.

Saat berjualan di pasar malam, produk busana yang ia jual hanya terbatas seperti kaos, kemeja, sweater, celana pendek dan celana panjang yang digantung.

“Dulunya tidak seperti ini mas (sambil menunjuk dagangannya), tapi hanya mengunakan terpal dan meletakkan ke bawah ya ada peningkatan lah sekarang sudah bisa digantung,”ujarnya sambil tersenyum

Ia menambahkan jualan di pasar malam bukan tanpa kendala, saat mati lampu dan musim hujan datang menjadi salah satu hambatan untuknya berjualan. Untuk itu, saat hujan turun ia selalu waspada dengan menyiapkan terpal berukuran besar sehingga saat hujan turun tinggal memasukan ke tengah, melipatnya dan tinggal diikat.

Agar hujan tidak membasahi dagangannya. "Dulu pernah hujan sampai jualan saya sebagian basah sehingga harus menjemurnya di rumah agar tidak bau,” katanya

Ia menambahkan biasanya setiap kali berjulan di pasar malam keuntungan yang didapat sekitar Rp 200.000 sampai Rp 250.000 dan hasil ini lebih banyak dari pada berjualan di toko.

“Sempat semingu (sepekan) menjelang lebaran Idul Fitri, omzet yang didapat tiap malam mencapai Rp 6 juta sampai Rp 7 juta dengan keuntungan bersih mencapai Rp 1,8 juta sampai Rp 2 juta,” ungkapnya. (*)

*** UPDATE berita eksklusif, terkini, unik dan menarik dari Kalimantan.

Like fan page fb TribunKaltim.co 

dan follow twitter  @tribunkaltim