Hiii Sereeem, Saya Tepuk Mayat, Kerandanya Berhenti Sendiri
Mursito mengatakan, peristiwa yang membuat bulu kuduknya merinding itu terjadi hampir sekitar satu menit.
Misalnya, Dedi sering diprotes oleh keluarga korban karena tak sabar ingin cepat membawa jenazah anggota keluarganya.
"Keluarga korban datang ke kamar mayat dan marah-marah, mereka mau mengambil jenazah keluarganya. Tapi sesuai aturan harus menunggu
surat dari polisi dulu. Paling saya coba tenangkan mereka dan beri mereka pengertian," katanya.
Selama hampir 26 tahun bertugas, berbagai bentuk mayat telah dia tangani, mulai yang masih utuh hingga sudah tak berbentuk.
Kadang, korban yang sudah tak utuh adalah korban kecelakaan. (baca juga: Unik, Ada Telur Mengeluarkan Telur, Penasaran?)
Doakan jenazah
Dedi Subandi punya ritual khusus sebelum menangani jenazah.
"Pertama saya berdoa kepada Allah, lalu saya dekati jenazahnya dan saya doakan jenazah tersebut," katanya.
Ia selalu mendoakan semua jenazah yang ia tangani.
Bahkan, ia tetap mendoakan jenazah yang merupakan pelaku kejahatan.
Ia memiliki kewajiban untuk mendoakan semua jasad yang ia terima.
Setelah didoakan, baru ia lakukan identifikasi, mulai dari memfoto, mencatat data jasad tersebut serta mencatat semua yang melekat di tubuh jasad.
"Kalau sudah beres semu baru saya mandikan dan dikafani," terangnya.
Ia juga punya cara khusus agar bisa tahan dengan bau busuk dari mayat.
"Saya harus langsung dekati mayat tersebut, agar hidung saya bisa beradaptasi," jelasnya.
"Kalau sudah dekat dengan mayatnya, saya bisa terbiasa," lanjutnya. (tribunnewsbogor.com)
***
Follow @tribunkaltim Tonton Video Youtube TribunKaltim