Miris, di Malam Tahun Baru 2 Anak-anak Meninggal Kena DBD
Libur tahun baru menjadi momen yang membahagiakan bagi masyarakat. Namun, hal itu tidak dirasakan sebagaian warga Kelurahan Telaga Sari.
Penulis: tribunkaltim |
Dia menyebutkan, dua warga meninggal akibat DBD itu berada di satu wilayah. Menurut Heri jarak yang meninggal hanya beda beberapa jam.
"Di satu wilayah, semalam dua orang terkena DBD meninggal. Satu meninggal pukul 20.00 Wita dan satunya pukul 00.05 dini hari menjelang malam tahun baru kemarin," ungkapnya.
Dua warga yang meninggal secara bersamaan adalah anak-anak usai sekolah bernama Zidan (11) dan Elsa (8). "Penyakit DBD ini berbasis lingkungan, penderitanya mobilitas, belum tentu dapat di satu wilayah, apalagi anak-anak setengah harinya di sekolah," kata Heri.
Lima Kali Fogging
Menanggapi wabah DBD, DKK melakukan pemberantasan nyamuk melalui fogging, dan sosialisasi ke masyarakat. "Kami sudah melakukan sosialisasi agar nyamuk tidak menyebar lagi. Untuk wilayah yang di-fogging di antaranya RT 35, RT 36, dan RT 39, Balikpapan Kota," ujarnya.
Fogging ada standar operasional prosedur (SOP), harus dilihat dulu apa di wilayah tersebut ada kasus atau tidak. Kalau ada jentik nyamuknya tidak bisa fogging, memang ada SOP-nya.
"Kalau ada kasus kematian langsung fogging khusus. Seperti yang terjadi di Kelurahan Telaga Sari," kata Heri.
Penyebab banyaknya kasus penyakit DBD tersebar di Telaga Sari, karena lingkungan di sekitar tidak menjaga kebersihan. "Tahun ini baru satu kasus yang meninggal, kalau 2015 yang meninggal 25 orang dengan 2.088 kasus," tuturnya.
Meninggalnya warga Kelurahan Telagasari akibat demam berdarah langsung ditindaklanjuti pihak Puskesmas setempat. Dalam sehari Puskesmas Telagasari melakukan fogging (pengasapan) hingga lima kali.
Baca: Hati-hati, Nyamuk DBD Bersarang di Rendaman Batu Akik
Kepala Puskesmas Telagasari dr Tien Fatimatuzzahra mengatakan, sudah lima RT dilakukan fogging. Sekitar lima RT di wilayah itu dilakukan fogging, karena wilayah tersebut sudah masuk wilayah endemis. Di Balikpapan ini hampir keseluruhan merupakan wilayah endemis," ungkap Tien.
Selain melakukan penyemprotan fogging, ia juga melakukan penaburan abate yang dilaksanakan langsung oleh tim jumantik. "Laporan dari kader jumantik itu masuk saja setiap tiga bulan. Kami selalu ingatkan agar selalu benar-benar mengerjakan. Tahun ini kami minta laporannya setiap bulan," katanya.
Tien menambahkan, untuk memusnahkan jentik harus semua terlibat, perlu dukungan lintas sektor, agar menginggatkan terus seluruh warga. "Kita ini tidak bisa memantau 24 jam seluruh orang, jadi perlu dukungan. Walau lingkungan rumah bersih, tetapi ada jentik di rumah tetangganya jadi mereka juga kena," tuturnya. (*)
***
Follow @tribunkaltim Tonton Video Youtube TribunKaltim