Misteri Kematian Ryan
Ini Pembicaraan Ryan, Satu Jam Sebelum Berlumuran Darah
Saya bilang selamat hari Minggu sayang. Tapi dia hanya menjawab dengan berbisik-bisik
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Satu jam sebelum ditemukan berlumuran darah di kamar mesnya di Seruyung pada 17 Januari lalu, Ryswanta Rombe Pamangin (24) alias Ryan masih sempat menghubungi ibunya Mery Pamangin.Saat itu Mery sedang berada di Yogyakarta.
“Sekitar satu jam atau dua jam. Perkiraan saya satu jam sebelumnya. Karena waktu di Yogyakarta lebih lambat satu jam dari Kalimantan,” kata Mery dari Samarinda dihubungi melalui sambungan telepon seluler.
baca juga
Mery menceritakan, saat hari naas itu dia baru saja bangun ketika putra sulungnya itu menghubunginya melalui telepon seluler.
“Saya bilang selamat hari Minggu sayang. Tapi dia hanya menjawab dengan berbisik-bisik. Ma.... Ma..... Dia bisik-bisik terburu-buru,” ujarnya.
Ryan lalu menanyakan, ibunya sedang berada di mana? “Mama di rumah di Yogya. Dia tanya lagi sambil berbisik, betulankah di rumah?” katanya.
Ryan lalu menanyakan, mengapa sang ibu tidak mengangkat teleponnya sore sehari sebelumnya? Dia bahkan menyebutkan, ibunya dilarang menerima telepon.
baca juga
“Saya bilang, siapa yang berani melarang Mama terima telepon sayang? Dia bisik-bisik dan buru-buru. Mana buktinya kalau Mama di rumah? Mana Hero?” kata Ryan menanyakan anjingnya yang diberi nama Hero.
Mery yang tidak tahu apa yang sedang dihadapi anaknya lalu memanggil Hero. “Sini Hero, Bos Cambang mau berbicara. Anak saya itu kan bercambang. Hero datang, tetapi tidak menggonggong karena tidak ada kucing atau ayam di situ,” ujarnya.
Mery lalu mendekatkan telepon seluler ke hidung Hero agar suara nafasnya terdengar, untuk meyakinkan anaknya jika dia sedang berada di rumah.
Setelah yakin sang ibu di rumah, Ryan lalu meminta agar saat itu juga menghungi pendeta untuk mendoakannya.
“Saya bilang, sayang ini kan hari Minggu. Mama majelis masak tidak tahu toleransi? Sekarang pendeta sedang pelayanan. Jam begini, jam 8 pendeta sibuk pelayanan. Tapi dia bilang, aduh tolong bilangi pendeta doakan Ryan. Please. Tiga kali dia suruh telepon pendeta,” ujarnya.
Terus didesak anaknya, Mery pun berjanji segera menghubungi pendeta. “Saya terpaksa berbohong sama Ryan. Saya bilang, iya sayang nanti Mama kasih tahu. Yang penting Mama doakan Ryan,” katanya.
Sekitar jam 10 waktu Yogyakarta, Mery mengikuti doa di gereja. Saat berdoa syafaat, tiba-tiba dia tidak bisa menahan sedih sehingga menangis di gereja.
Sore sekitar pukul 15.00, tiba-tiba Mery dihubungi pihak PT Sago Prima Pratama, perusahaan tambang emas tempat anaknya bekerja sebagai karyawan harian.
“Tidak dijelaskan kondisinya. Cuma disampaikan anaknya sakit dibawa ke rumah sakit Nunukan. Langsung saya telepon keluarga di Nunukan, tolong ke rumah sakit Ryan masuk rumah sakit,” ujarnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/ryswanta-rombe_20160221_154420.jpg)