Misteri Kematian Ryan

Mery Ungkap Benjolan dan Bengkak di Punggung Ryan

Ada dua tempat yang persendian kita, itu kiri dan kanannya Ryan, dibawahnya kayak lebih besar

HO
Ryswanta Rombe Pamangin (24) alias Ryan bersama Hero, anjing kesayangannya. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Informasi baru kembali diungkap Mery Pamangin, ibunda Ryswanta Rombe Pamangin (24) alias Ryan.

Mery dari Samarinda kepada TRIBUNKALTIM.CO melalui telepon selulernya mengungkapkan, saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan, dia menemukan kejanggalan di punggung karyawan harian di perusahaan pertambangan emas PT Sago Prima Pratama ini.

Dia menceritakan, setelah empat hari dirawat di RSUD Nunukan, Ryan yang mengalami luka potong pada kedua pergelangan tangan dan lehernya bersedia menemui ibunya di ruang intensive care unit (ICU) tempatnya di rawat.

baca juga

Saat itu Ryan yang sudah tidak bisa berbicara karena pita suaranya terputus, memberi kode kepada Mery agar melihat punggungnya.

“Dia garuk belakangnya, meminta dilap mungkin pikir saya. Dia goyang-goyangkan tangan kirinya sambil saya sapu sapu belakanganya,” ujarnya.

Saat itulah Mery menemui kejanggalan. Dia merasakan ada lemak keras dan tebal yang menonjol.

baca juga

“Ada dua tempat yang persendian kita, itu kiri dan kanannya Ryan, dibawahnya kayak lebih besar. Dia bengkak dan menonjol,” ujarnya.

Mery sampai berfikir, tidak mungkin ada lemak yang begitu tebal pada punggung Ryan. Dua minggu sebelumnya, saat berlibur bersama di Yogjakarta dia masih sering memeluk Ryan.

“Kulitnya kencang. Tidak tembem begini. Kok kulitnya anak saya jadi begini? Tanggal 25 Desember masih kupeluk Ryan di Yogja, kencang sekali kulitnya.

baca juga

Karena dia suka futsal. Kenapa kulitnya kayak bapak-bapak begini?” katanya.
Ryan mulai dirawat di RSUD Nunukan sejak 17 Januari 2016, saat dia ditemukan berlumuran darah di mesnya di Seruyung, Kecamatan Sebuku.

Mery mengatakan, saat di ICU, Ryan sempat menulis di paha kirinya. “Dia tulis silikon,” ujarnya.

Mery lalu melihat kembali dengan jelas bagian-bagian lemak yang menonjol dimaksud. “Kok kayak ada bekas jarum begitu? Seperti ada titik di tengah-tengah benjolan itu?” katanya.

Penasaran melihat benjolan lemak dimaksud, empat hari kemudian Mery memberanikan diri menanyakan langsung kepada dokter yang menangani.

“Saya tanya sama dokter, kok di belakang anak saya ada kelainan? Ada lemak bergumpal begitu? Apakah itu bagian dari pembiusan dokter? Kalau begitu tanya dokter anestesi kalau saya cuma menjahit,” ujarnya.

Tak berapa lama, dokter anestesi yang ikut saat operasi masuk ke ruangan itu. “Dokternya bilang kami membius tidak pernah dengan suntik. Tetapi dengan inpus. Dan ini semuanya dari kaki. Lagian anak ibu ke sini sudah dalam keadaan tidak sadar,” katanya.

Belakangan, memang benjolan itu kempes namun terasa masih menebal. Ryan pada 30 Januari 2016 akhirnya meninggal dunia.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Nunukan AKP Suparno mengatakan, pihaknya telah menelusuri informasi mengenai dugaan kejanggalan kematian Ryan.

“Termasuk kalainan di punggung itu,” ujarnya.
Dia berharap, informasi ini tidak sekedar asumsi atau hanya bayang-bayang saja. Karena itu, Polisi telah meminta visum dan otopsi kepada pihak rumah sakit.

“Tentunya kami tidak memberikan informasi yang bukan menjadi kewenangan kami,” ujarnya. (*)

Netizen yang baik hati, kunjungi juga twitter kami @tribunkaltim serta Tonton Video YoutubeTribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved