Renungan Paskah
Bangkit Bersama Memberantas Narkoba
Dalam kesaksiannya, si anak mengatakan ”Ketika kebutuhan akan ‘barang’ itu tidak bisa ditunda lagi, apa pun yang bisa saya ambil, saya ambil dan jual.
BACA JUGA: Pesan 'Sudah Selesai' Warnai Ibadah Paskah di Tanjung Selor
Dalam kesaksiannya, si anak mengatakan ”Ketika kebutuhan akan ‘barang’ itu tidak bisa ditunda lagi, apa pun yang bisa saya ambil, saya ambil dan jual tidak peduli siapa pemiliknya.”
Ketika sudah terlalu erat terjerat, seseorang tidak lagi berpikir tentang etiket, etika, agama dan moralitas; apa pun akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya itu.
Sering terjadi ketika ada anggota keluarga terkena virus berbahaya itu yang memang ditabukan oleh masyarakat, keluarga itu malu mengakuinya.
Usaha untuk menyembunyikannya tidak akan menyelesaikan masalah, karena usaha untuk mengatasinya sendiri akan sia-sia.

Persiapan malam Paskah yang akan dilaksanakan pada tanggal 4 April mendatang, yang dilakukan oleh umat Katolik Gereja Santo Lukas, Samarinda. Kamis, (2/4/2015) lalu. (TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER DESMAWANGGA)
Untuk “menyembuhkan” penyakit itu diperlukan keahlian dan proses yang tidak mudah.
Oleh karena itu, minta tolong kepada yang kompeten dengan memasukkannya ke panti rehabilitasi merupakan tindakan yang tepat daripada menutupi seakan-akan tidak terjadi, atau mencoba menanganinya sendiri.
Menurut para pendamping, ketika sudah sembuh pun, seorang yang pernah kena sebaiknya tidak lagi masuk ke dalam lingkungan lamanya.
Kiranya penting juga keluarga-keluarga meningkatkan kewaspadaan terhadap anak-anak dalam pergaulannya. Agresivitas pengedar barang terlarang itu semakin meningkat, baik kiat, cara dan strateginya.
BACA JUGA: Puncak Perayaan Paskah, Jemaat ini Gunakan Pakaian Adat Dayak
Menanggapi situasi seperti ini, kerja sama semua pihak untuk bersinergi memberantas penyalahgunaan obat terlarang itu amat diperlukan.
Salah satu bentuk kerja sama yang perlu dilakukan di tingkat akar rumput adalah memberitahu keluarganya, ketika melihat adanya anggota keluarga itu yang mungkin telah terkena.
Selain itu perlulah untuk tetap menerimanya dalam kehidupan bersama.
Tetap menerima akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa malu dan tersingkir serta sekaligus bisa menjadi dorongan moral untuk berani terbuka dan bertanya mesti berbuat apa dan perlu minta bantuan kepada siapa.
BACA JUGA: Ada Drama Jumat Agung Jelang Paskah