Sembilan Kartini dari Kendeng Menangis Haru, Presiden Bersedia Temui Mereka
Murtini yang tinggal di Rembang mengatakan, tidak merasa sakit apapun saat kakinya dicor.
"Saya berjanji akan mengatur jadwal pertemuan. Saya janji, jaminannya saya dan Pak Pratikno," ujar Teten di depan para petani.
Menurutnya presiden telah mengetahui permasalahan yang dihadapi warga Pegunungan Kendeng.
Karenanya presiden nanti akan berdialog dengan para petani.
Namun menurut Teten ia belum tahu pasti kapan pertemuan tersebut akan dilangsungkan.
"Tanggal juga belum tahu tapi sudah disuruh atur janji bersama beliau (presiden) nanti kita atur," katanya.
Siti Mukaromah mengaku dirinya mengelus dada saat melihat sembilan petani perempuan mengecor kakinya.
Ia mengatakan tindakan tersebut menggugah rasa kemanusian.
Karenanya ia akan menindaklanjutinya dengan mengontak pihak pabrik semen.
"Kita akan mengambil langkah konstruktif, kita akan mengontak mereka," katanya.
Ia meminta pihak yang mendampingi para petani untuk menyiapkan data-data yang selama ini dianggap merugikan.
Data tersebut menjadi bekal dialog dengan perusahaan.
"Mereka (petani) menyiapkan datanya, bercerita kronologi. Sehingga sebisa mungkin nanti jajaran direksi mendengarkan. Kita pasti sebisa mungkin melindungi masyarakat,"pungkasnya.
Sejumlah warga Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah menentang pembangunan pabrik semen PT Semen Indonesia di wilayahnya yang mulai masuk sejak 2010.
Sebagai bahan baku, perusahaan akan menambang batu krast di pegunungan tersebut.
Warga yakin penambangan batu tersebut akan merusak sumber mata air warga.