Milisi Abu Sayyaf
Tunggu Suaminya yang Selamat dari Serangan Abu Sayyaf Pulang, Istri Siapkan Sayur Singkong
Hingga saat ini, Agustina belum mendapatkan kabar dari perusahaan tempat suaminya, terkait jadwal kepulangan awak kapal (ABK) dari Tawau ke Tarakan.
Penulis: tribunkaltim |
Mereka adalah Yohanis Serang, Sembara Oktafian, Rohaidi, Royke Frans Montolalu dan Leonard Bastian
Hetharia menumpang TB Henry bergerak dari Lahat Datu pada Rabu lalu menuju ke Tawau. Setibanya di Tawau, pelepasan dilakukan pada Kamis pukul 11.30 Wita oleh pejabat Konsulat Republik Indonesia Tawau disaksikan perwakilan The Eastern Sabah Security Command (ESSCOM), Polis Diraja Malaysia dan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM).
TB Henry dinakhodai Capt Amser AM, warga Malaysia yang diminta perwakilan PT Globaltrans Energy International di Malaysia mengingat empat petinggi kapal disandera kelompok Abu Sayyaf.
Sementara, nasib Moch. Arianto Misnan (nakhoda), Loren Marinus Petrus (first officer), Dede Irfani (second officer) dan Samsir yang disandera Abu Sayyaf hingga kini belum diketahui.
TB Henry dan tongkang Christy dikawal APMM hingga di perairan perbatasan Republik Indonesia‑Malaysia.
"Kemudian di perbatasan di-take over kapal perang dari Indonesia," kata Konsul pada Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau, Abdul Fatah Zainal kepada Tribun Kaltim, Jumat (22/4/2016).
Dia memastikan, besok (hari ini) kelima awak kapal tiba di Tarakan dengan Kapal TB Henry.
Belum Diizinkan
Dari Tawau dilaporkan kondisi Lambas Simanungkalit (43), awak kapal yang terkena tembakan kelompok Abu Sayyaf hingga Jumat (22/4/2016) masih menjalani perawatan intensif di ruang Intensive Care Unit (ICU) Hospital Tawau, Negara Bagian Sabah, Malaysia.
Dia tertembak yang mengenai bagian bawah ketiak kirinya menyerempet paru‑paru.
Menurut Konsul pada Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau, Abdul Fatah Zainal, Lambas belum diizinkan keluar Hospital Tawau untuk diterbangkan ke Indonesia karena kondisi kesehatannya yang masih mengkhawatirkan.
"Hasil pertemuan kami dengan dokter pada 22 April kemarin, baik dokter yang bertanggungjawab dengan ICU maupun dokter bedah, mereka masih memakan waktu," ujarnya, Jumat (22/4/2016) dihubungi melalui telepon selulernya.
Penjelasan dokter diperoleh informasi jika kondisi Lambas masih sangat labil. "Artinya masih naik turun," ujarnya.
Dokter yang menangani korban sudah mengurangi oksigen yang diberikan kepada Lambas.
"Dan menurut dokter, yang agak bermasalah paru‑parunya, karena terserempet peluru. Sementara jantung, ginjal dan tekanan darah relatif normal mencapai 155/75," ujarnya.
Saat ini, Lambas telah ditemani istrinya Teti Elfrida. "Melalui motivasi istrinya yang ada di sini, diharapkan akan mempercepat pemulihan," katanya. (*)