Penembakan Massal

Omar Mateen Tertawa saat Melakukan Pembantaian di Klub Gay Orlando

Akibat insiden ini menewaskan sebanyak 49 orang dan 53 orang terluka.

JOHN G. MABANGLO
Karangan bunga diletakkan sebagai tanda duka cita atas penembakan massal di Orlando. 

TRIBUNKALTIM.CO, ORLANDO - Tragedi penembakan massal yang terjadi di Klub Gay, Pulse, Orlando, Amerika serikat, dilakukan oleh Omar Mir Seddique Mateen (27) warga Amerika Serikat keturunan Afganistan.

Insiden pembantaian ini terjadi pada hari Minggu (11/6/2016) pukul 02:00 dini hari waktu Amerika Serikat atau pada Kemarin malam waktu Indonesia.

Akibat insiden ini menewaskan sebanyak 49 orang dan 53 orang terluka.

Mengutip Telegraph, Selasa (14/6/2016), berdasarkan keterangan dari seorang pendeta di Sanford teman dari salah satu korban penembakan yang berhasil selamat.

Baca: Inilah Sosok Omar Mateen, Pembunuh 50 Orang di Orlando

Mengungkapkan tersangka penembakan Omar Mateen "tertawa" ketika sedang melancarkan aksi pembantaian ke beberapa korban yang bersembunyi di kamar mandi.

"Dia (Omar Mateen) tertawa saat melakukan aksi penembakan," ujar Deyni Ventura seorang teman dari salah satu korban yang selamat dari kejadian tersebut kepada Guardian.

"Ia tertawa sembari mengarahkan pistol menembaki orang-orang di dalam klub," tambahnya.

Norman seorang korban yang selamat mendapatkan empat luka tembak di punggungnya namun berhasil selamat.
Dan sudah bisa keluar dari rumah sakit hari ini atau esok hari.

Saat itu Norman bersembunyi di dalam kamar mandi dengan 30 orang lainnya, dan semua 30 orang tersebut meninggal dunia.

Norman merupakan satu-satunya korban yang selamat saat penembakan di dalam kamar mandi klub.

Ia berhasil selamat setelah melarikan diri dengan merangkak di atas tubuh teman-temannya yang telah tewas tertembak.

Baca: ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Penembakan Klub Gay di Orlando

Menurut penuturan pastur yang berasal dari keterangan Norman (26) mengatakan jika Omar tertawa seolah-olah jika ia sedang mengejek para korban.

"Ketika ia tertawa, Omar mengambil senjatanya dan kemudian menembakkan peluru ke arah bilik kamar mandi yang berisi 30 korban. Satu per satu korban berjatuhan, darah segar memenuhi seluruh ruangan," ujarnya.

"Omar tertawa seperti sedang mengolok-olok para korban yang berjatuhan tak bernyawa", tutupnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved