Ramadhanku
Setiap Subuh Santri di Ponpes Darul Qurra Wajib Setor Hafalan Al Quran
Para santri mayoritas berasal dari kabupaten/kota luar Bontang yang hidup dalam keluarga miskin.
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Lantunan ayat suci Al Quran menggema dari lantai dua Masjid Darul Qurra, Jalan Kenangan, RT 29, Kelurahan Tanjung Laut, Bontang Selatan, Minggu (12/6/2016) sore.
Di ruangan tanpa sekat seluas 6x7 meter persegi, 25 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Qurra duduk melingkar sembari membaca berulang-ulang Al Quran di tangan mereka.
Ponpes Darul Qurra atau akrab dikenal pondok pesantren penghapal Al Quran (Hafiz). Ponpes ini memiliki 120 santri beragam usia, dari usia 5 tahun hingga 18 tahun.
Para santri mayoritas berasal dari kabupaten/kota luar Bontang yang hidup dalam keluarga miskin. Mereka mondok di pesantren sembari sekolah layaknya anak usia remaja pada umumnya.
Baca: Lulusan Ponpes Modern Al Muttaqien Diharapkan Jadi Cendekiawan dan Wirausahawan Muslim
Pendiri Ponpes Darul Qurra Ustad Fatman Marzuki Al Hafids mengisahkan sejarah berdirinya satu-satunya Ponpes Hafiz di Bontang ini.
Mantan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Agama Bontang ini mengaku sedih karena minimnya jumlah hafiz di Bontang. Bahkan, saat mengikuti ajang lomba MTQ tidak jarang, pemkot mengambil peserta dari luar Bontang sebagai perwakilan lomba.
"Kenapa tidak kita ciptakan saja pondok penghafal Al Quran di Bontang, kan lebih baik," ungkapnya seraya menggulung lengan baju koko putih yang dikenakannya.
Di penghujung tahun 2007, Fatman memberanikan diri menerima santri dari warga yang ingin menitipkan anaknya menjadi penghafal Al Quran.
Baca: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Hidayatullah Sulap Bangunan Bekas Masjid Jadi Ruang Kelas
Bersama sang isteri ia memulai membina puluhan santri yang mayoritas dari keluarga miskin di sekitar wilayah Bontang jadi penghafal Al Quran.
Seiring waktu, dari jumlah tersebut kini sudah ratusan santri yang dibina di ponpes ini. Tidak sedikit pula yang menjadi imam masjid dengan upah tetap, pengusaha atau menjadi guru pengajar di ponpes lainnya di luar Bontang. Sekarang ponpes memiliki 7 orang guru pengajar sekaligus pembina santri.
Mereka tidak mengharapkan bayaran dari keringat mereka membina dan mengajarkan santri menghafal Al Quran.
"Saya tidak ingat pasti jumlahnya, karena mereka (santri) ini keluar masuk. Yang jelas sudah banyak yang kini jadi pengurus masjid," tuturnya.
Sejak awal didirikan, Ustad Fatman Marzuki, tidak pernah menarik pungutan wajib bagi para santrinya. Fatman mengaku, Ponpes ia asuh, mampu eksis dan bertahan karena rahmat dari Sang Khalik.