Ramadhanku
Ponpes dan Panti Asuhan Mawadatullah Cetak Anak Yatim Piatu jadi Orang yang Mandiri
Panti Asuhan Mawadatullah bimbingan Muhammadiyah Kota Bontang ini sudah berdiri sejak 26 tahun lalu.
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Puluhan santri Pondok Pesantren sekaligus Panti Asuhan Muhammadiyah Mawadatullah, Kota Bontang, duduk tenang mendengar khutbah singkat dari Syahirudin, pembina santri, Sabtu (25/6/2016) petang.
Berselang beberapa menit kemudian, seorang santri pria melantunkan ayat suci Al Quran, ada pun yang lainya khusyuk menyimak bacaan rekannya hingga usai.
Pondok/panti ini terletak di kompleks Masjid Muhammadiyah Jalan Gamelan, RT 14, Kelurahan Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara.
Panti Asuhan Mawadatullah bimbingan Muhammadiyah Kota Bontang ini sudah berdiri sejak 26 tahun lalu.
Baca: Jauhi Godaan Hedonisme, Santri Ponpes Mardhatillah Wajib Shalat Lima Waktu di Masjid
Dorongan mengangkat derajat anak yatim/piatu termasuk fakir miskin menjadi lebih baik membuat sejumlah pengurus Muhammadiyah saat itu mendirikan panti asuhan di atas lahan tidak lebih 30x60 meter persegi ini.
"Di sini mayoritas dihuni oleh anak yatim piatu atau kaum dhuafa," kata Syahirudin usai memberikan bekal ilmu agama kepada 35 santri remaja yang masih bersila di depan mimbar selagi bercerita satu sama lain.
Sudah ratusan lulusan yang berhasil dicetak Panti Mawadatullah.
Syahir mengungkapkan tidak sedikit alumnus panti ini yang bekerja sebagai aparatur sipil negeri/pegawai negeri sipil di sejumlah daerah di Kalimantan Timur.
Beberapa di antaranya sukses menapak jalan sebagai pengusaha lokal di Bontang. Keberhasilan mereka menjadi semangat sendiri bagi para pengurus, tidak hanya mengubah kehidupan para santri menuju kesuksesan pun memberi harapan baru bagi keluarga mereka.
Baca: Santri di Ponpes Hidayatullah Penajam, Belajar Agama Sambil Kelola Kebun Sawit dan Buah Naga
Tidak berbeda dengan panti asuhan pada umumnya dengan pola pembinaan santri di Mawadatullah, tetap mengikuti pelajaran formal layaknya sekolah umum.
Setiap hari sekolah, ke-35 anak murid tetap berangkat ke sekolah masing-masing. Walaupun hampir seluruhnya bersekolah di SD-SMP Muhammadiyah yang masih satu lokasi dengan Ponpes Mawaddatullah.
Sepulang belajar, mereka diwajibkan mengikuti tambahan pelajaran agama di sela-sela waktu shalat fardhu.
Selepas Isya, para santri mengikuti pelajaran dakwah, bahasa arab dan tafsir Hadist. Kegiatan ini terus dilakukan selama hari-hari sekolah.