Ternyata Ini Penyebab Pengunjung Kebun Raya Unmul Samarinda Terus Berkurang Setiap Tahun
Tahun berikutnya hingga kini, peminat wisata alam tersebut semakin berkurang dari tahun ke tahun
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Januar Alamijaya
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kebun Raya Unmul Samarinda (KRUS) masih menjadi magnet wisata warga Kalimantan Timur yang tinggal di sekitar Ibukota.
Apalagi pada momen seminggu pasca lebaran, kebanyakan warga masih menikmati hari liburnya. Tak ayal 12.000 ribu pengunjung bisa tertampung di lahan seluas 300 hektare tersebut.
Namun membludaknya pengunjung tersebut terakhir dirasakan pada tahun 2012. Tahun berikutnya hingga kini, peminat wisata alam tersebut semakin berkurang dari tahun ke tahun. Hal tersebut diungkapkan Koordinator Tiketing KRUS, Siah (31) kepada Tribun Kaltim.
“Kalau dulu 2012 ke bawah, di lebaran kedua 12 ribu tiket kita ludes, masih lengkap dulu binatangnya fasilitasnya masih bagus. Lah lebaran kedua kemarin (7/7/2016) hanya sekitar 3 ribuan saja yang masuk sini mas,” akunya.
baca juga : Orangutan Dipindahkan ke Kawasan Konservasi, Pengelola Berupaya Naikkan Jumlah Pengunjung
Menurut Siah, banyaknya wahana hiburan modern yang berkembang dewasa kini menjadi faktor menurunnya minat pengunjung KRUS yang bisa dikatakan merupakan wisata pendidikan dan alam di Kota Samarinda.
“Sekarang banyak mal, kolam renang, wahana permainan modern, ya orang-orang lebih milih ke sana. Tapi bagi warga pecinta wisata alam, ya tentu tetap beralih ke sini,” katanya.
Namun, satu diantara yang ia sesalkan adalah ditariknya ikon KRUS yakni orang utan oleh BKSDA Kaltim 2015 lalu.
Hal tersebut dikatakannya juga menjadi salah satu penyebab menurunnya pengunjung, pasalnya kebanyakan para pengunjung datang untuk melihat orang utan.
“Mayoritas pengunjung cari Orang Utan, dari rumah sudah bawa pisang. Melihat mereka bergantungan, tapi sekarang mereka semua sudah dibawa ke Labanan Berau ,” katanya.
Dari pengamatan Tribun Kaltim untuk masuk ke KRUS pengunjung tidak melalui gerbang utama, pasalnya dijadikan pintuk keluar oleh pengelola. Belakangan diketahui dipindahnya akses masuk untuk mengantisipasi kemacetan, sehingga dipindahkan ke pintu keluar yang pada hari normal jarang difungsikan.
Saat memasuki kawasan seluas 300 hektare tersebut kita akan menjumpai tiang-tiang listrik dan lampu jalan yang miring menjorok ke tengah jalan. Jalan aspal yang mulai berlobang dan retak sekitar 2 km harus dilewati jika ingin ke lokasi kawasan wisata seluas 62 hektare yang ditandatangani pemerintah dan Universitas Mulawarman tahun 2001 silam.
baca juga : Wisatawan Bayar tanpa Tiket, Daerah yang Dirugikan
Di kawasan wisata tersebut terdapat danau dengan wahana bebek-bebekan, kebun binatang mini, tempat pemancingan, museum kayu, panggung hiburan, arena out bond, dan wahana lainnya.
Tampak para warga duduk berlindung dari sengatan matahari di pendopo-pendopo KRUS sambil beristirahat santai bersama keluarga. (*)
***
Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.
Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim