PON XIX Jabar
Tuan Rumah Curang, PON Jawa Barat Dianggap yang Paling Kacau
Andi menyoroti peran wasit yang selalu memberikan keuntungan bagi tuan rumah.
Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
TRIBUNKALTIM.CO, BANDUNG - Wakil Ketua I KONI Kaltim Andi Harun mengakui penurunan prestasi kontingen Tim PON Kaltim.
Ia menilai hal itu tidak bisa lepas dari dinamika yang terjadi selama gelaran PON Jabar. Menurutnya PON kali ini sebagai yang terburuk, terkacau, dan tercurang selama sejarah penyelenggaraan ajang 4 tahunan terakbar itu.
"Contohnya cabang olahraga taekwondo. Ini sejarah tuan rumah bisa mengambil emas 10 nomor yang dipertandingkan. Kemarin di Riau saja medali emas tersebar merata antarkontingen. Riau 3 emas, Kaltim 3 emas," tutur anggota DPRD Kaltim ini.
Menurut Andi Harun, kecurangan hampir terjadi di seluruh cabor. Kontingen lain kerap dirugikan saat bertemu tuan rumah.
Baca: Raih Medali Emas, Atlet Kembar Balikpapan Ini Janji Bonusnya untuk Bangun Rumah Orangtua
Andi menyoroti peran wasit yang selalu memberikan keuntungan bagi tuan rumah. Khusus kelas Poomsae Taekwondo, Andi meyakini Jawa Barat telah merampas medali emas dari Kaltim.
Pasalnya wasit memberikan nilai sempurna kepada tuan rumah, 9,00 yang menggagalkan Kaltim meraih medali emas lantaran hanya mengumpulkan poin 8,77.
Padahal sebelum Jabar tampil, poin yang dikumpulkan Kaltim tertinggi di antara kontingen lainnya. Sedangkan kategori Kyorugi, penggunaan sensor belum cukup membuktikan fair play pertandingan.
Wasit lebih berperan memutuskan nilai.
"Atlet taekwondo kita, Alfred saat di final ketemu Jabar, kena pemotongan nilai sampai dua kali. Wasit tidak secara bersamaan memencet tombol, akhirnya nilai tidak keluar dan itu terjadi di saat‑saat krusial kita sedang memimpin. Ada 2‑3 atlet kita yang posisinya seperti itu," katanya kepada Tribunkaltim.co di Hotel Guntur, Bandung, Rabu (28/9/2016).
Baca: Empat Perunggu Dalam Genggaman Kontingen Bumi Etam
Andi juga mencium adanya indikasi PB PON mengganggu psikologis kontingen Kaltim.
Contohnya tim tinju Kaltim yang tidak mendapatkan akomodasi layak saat berada di Jawa Barat.
Hal itu berpengaruh dengan prestasi tinju yang hanya bisa meraih satu perunggu dari target 3 medali emas.
Tim softball dan hockey putri juga mendapat penginapan yang jauh dari venue. Tak jarang mereka harus berangkat dinihari saat bertanding pagi. Akibatnya performa tim kurang maksimal dan target meleset. Beberapa cabor ricuh seperti judo, tinju, dan gulat. Semangat sportivitas hilang di tengah euforia membela daerah masing‑masing.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/pelepasan-kontingen-kaltim_20160909_090611.jpg)