100 Ribu Penduduk Nunukan Masih Menggunakan e-KTP Berlogo Kaltim
lambatnya penyelesaian e-KTP salah satunya karena terhambat pada jaringan internet dan keterbatasan blanko.
Laporan wartawan TribunKaltim.co, Niko Ruru
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Nunukan menargetkan 26.000 pemohon baru untuk warga yang belum memiliki kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).
“Prioritas pelayanan di Disdukcapil Nunukan saat ini adalah pemohon baru dengan e-KTP berlogo Provinsi Kalimantan Utara. Kami prioritaskan 26.000 pemohon baru. Itu yang terdata belum memiliki e-KTP," ujarnya, Jumat (7/10/2016).
Pada periode 2015–2016, Disdukcapil Kabupaten Nunukan telah mendata 31.000 penduduk yang memiliki e-KTP berlogo Kalimantan Utara.
“Jumlah seluruhnya mencapai 130.000 lebih. Artinya sekitar 100.000 penduduk masih menggunakan e-KTP berlogo Kaltim. Ini yang masih menjadi PR bagi Disdukcapil Nunukan,” ujarnya.
Lihat: VIDEO - Warga Membludak Urus e-KTP Hingga Malam Hari di Kabupaten Ini
Dia mengatakan, lambatnya penyelesaian e-KTP salah satunya karena terhambat pada jaringan internet dan keterbatasan blanko. Apalagi ketersediaan blanko sudah dijatah Kementerian Dalam Negeri.
"Ada yang dapat 1.000, 2.000 ada juga 500. Puji Tuhan kita dapat 3.000 lebih meski tadinya kita menargetkan minta 10.000 blanko ke Kemdagri,” katanya.
Belum lagi, pengiriman blanko tidak boleh melalui jasa pengiriman karena dikhawatirkan mengalami kerusakan. Sehingga blanko harus diambil petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ke Jakarta.
Pihaknya berupaya memberikan pelayanan semaksimal mungkin. Untuk warga yang sudah melakukan perekaman, juga diminta proaktif mengecek, apakah e-KTP yang dimohonkan sudah selesai atau belum.
Baca: Pusat Berpolemik, Kabupaten Ini Tetap Kukuh Tenggat Waktu Perekaman e-KTP di September
Warga bisa mengecek melalui pesan singkat, aplikasi chatting atau menelepon petugas untuk menanyakan e-KTP yang dibuat.
"Memang banyak keluhan masalah lamanya waktu pembuatan e-KTP. Itu karena masyarakat malas bertanya. Kan ada itu kami tempel di spanduk depan nomor petugas yang bisa dihubungi," katanya.
Dia memastikan akan memberikan respon terhadap pesan yang disampaikan melalui pesan singkat ataupun chatting dan melalui telepon petugas.
Samuel mencontohkan, ada pemohon e-KTP bernama Firman yang menghubunginya melalui aplikasi chatting.
Firman menanyakan, apakah e-KTP yang ia buat beberapa waktu lalu sudah jadi atau belum?
“Saya langsung ke operator. Ternyata sudah jadi. Saya fotokan, terus saya kirimkan ke dia. Silahkan datang ke kantor, KTP bapak sudah jadi," ujarnya.
Baca: Tak Punya Anggaran Beli Solar, Pelayanan e-KTP Berhenti Kalau Mati Listrik
Belakangan diketahui Firman sedang bekerja di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Yang bersangkutan meminta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Nunukan mengirimkan e-KTP via pos dan akan mentransfer biaya pengiriman.
“Tetapi saya sarankan agar Firman sebaiknya mengambilnya langsung. Mengingat resiko yang tidak diinginkan bisa saja terjadi. Kan kita harus hati-hati. Boleh ada perwakilan yang ambil e-KTP, tetapi harus ada surat pendelegasiannya,” ujarnya.
Dia khawatir, e-KTP akan digunakan orang lain untuk kejahatan.
“Kalau ternyata yang ambil orang lain, terus dipakai kejahatan? Itu siapa bertanggung jawab nanti?," ujarnya. (*)