Opini

Anak Muda, Media Sosial, dan Politik: Menggerakkan Partisipasi Pemilih Pemula

Selain daripada itu semua, dalam menggunakan medsos yang paling terpenting adalah murah.

Editor: Amalia Husnul A
HO-DOK PRIBADI
Kumpulan anak muda Samarinda, sedang berdiskusi tentang strategi dan peran penting anak muda dalam membangun daerah. Diskusi-diskusi anak muda di kafe makin menggeliat apalagi dengan fasilitas colokan listrik maupun wireless fidelity (WIFI) yang sering disediakan. Akses anak-anak muda di media sosial dapat juga menjadi ajang memperkenalkan politik sesuai dengan cita rasa mereka. 

Hampir semua parta politik saat ini memiliki akun media sosial. Hal ini dikarenakan lebih mudah bagi partai politik dalam menginformasikan kegiatan yang dilakukan.

Selain itu melalui medsos, politisi berharap dapat lebih dekat dengan partisipan anak muda. Mengingat pengguna media sosial lebih dekat dengan anak-anak muda berusia 17 -25 tahun.

Di usia mereka cenderung mendukung parpol yang bersesuaian dengan jati diri anak muda. Semisal dalam medsos di waktu Pilpres tahun lalu, terdapat gerakan #JariTengahBiru yang digerakkan Wanda Hamidah.

Baca: Anies Sebut Masih Banyak yang Merasa Sekarang Pilpres 2014

Dengan gerakan itu Wanda berhasil menggerakan anak muda yang apatis untuk berpartisipasi dalam Pilpres.

Terbukti saat itu gerakan #JariTengahBiru mampu menjadi viral di medsos, dengan foto yang memperlihatkan jari berwarna biru.

Menurut Djayadi, Direktur SMRC, followers medsos lebih banyak digunakan oleh anak-anak berusia muda, meskipun yang tua juga banyak.

Ada sekitar 50 persen jumlah pemilih muda di Indonesia, hal ini cukup potensial jika digarap secara maksimal. Melalui media sosial partai politik dapat melakukan edukasi politik sejak dini.

Mengenalkan program partai kepada anak-anak muda dan juga masyarakat urban.  Cara ini sangat efektif bila terus dilakukan oleh partai politik.

Baca: Ini Nih Enam Tentara Ganteng yang Followernya hingga Ribuan

Selain murah, aman, dan cepat dalam mempengaruhi anak muda melalui media sosial.

Dari sisi lain banyaknya followers partai politik di media sosial akan cukup berpengaruh terhadap preferensi pemilihan pada Pemilu 2019 mendatang.

Dengan catatan jika partai politik itu bisa merawat jumlah followers-nya di akun media sosial.

Akhir pekan lalu juga, Institute for Transformation Studies (INTRANS), mempublikasikan jumlah followers partai politik di media sosial seperti, Facebook fans, Twitter followers, Instagram followers, Google+ followers, dan YouTube subscribers.

Intrans menempatkan Partai Gerindra sebagai partai yang mempunyai paling banyak pengikut sebanyak 3,8 juta followers.

Baca: Pengundian Nomor Urut Cagub Pilkada DKI Jakarta Diramaikan Kehadiran Artis Ternama

Disusul PDIP dengan 1,6 juta pengikut, berikutnya partai pendatang baru Partai Solidaritas Indonesia 1,1 juta pengikut.

Selain itu terdapat pula, Partai Hanura 555 ribu, PKS 250 ribu, Demokrat 189 ribu, PAN 143 ribu, Golkar 104 ribu, Perindo 48 ribu, NasDem 47 ribu, PPP 16 ribu, dan PKB 13 ribu.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Mengapa Rakyat Mudah Marah?

 

Lonjakan PBB dan Judul Clickbait

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved