Ledakan Bom di Samarinda

Motor yang Digunakan Pelempar Bom Molotov Ternyata Milik Pria yang Tewas di Suriah

Kapolres membenarkan informasi sepeda motor Honda Kharisma warna hitam yang tertinggal di lokasi tersebut adalah milik warga yang tewas di Suriah.

Editor: Amalia Husnul A
tribunkaltim.co/anjas pratama
Kondisi sepeda motor yang diduga dibawa oleh pelaku terduga pelempar bom molotov, Minggu (13/11/2016) 

TRIBUNKALTIM.CO, DEMAK - Sepeda motor yang ditinggalkan oleh J, pelaku pelemparan bom molotov di depan Gereja Oikumene Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, merupakan motor pinjaman.

Kapolres Demak, Jateng, AKBP Heru Sutopo, membenarkan informasi bahwa sepeda motor Honda Kharisma warna hitam yang tertinggal di lokasi tersebut adalah milik warga Demak yang tewas di Suriah pada tahun 2015.

Kesimpulan ini diambil polisi setelah melakukan penelusuran dan pengembangan terkait kepemilikan sepeda motor tersebut.

Pemilik asli motor tersebut merupakan warga Demak berinisial ADR yang pernah tinggal di Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak Kota.

"Yang bersangkutan (ADR) kelahiran Demak, 1 Februari 1978. Dia menghabiskan masa kecilnya di Demak," ungkap Heru, Senin (14/11/2016).

Baca: Sehari Setelah Ledakan Aparat Gabungan Bersenjata Lengkap Siaga di Depan Gereja

Di kampungnya, ADR yang akrab disapa Wiwik itu melanjutkan kuliah di Yogyakarta selepas SMA. Setelah menikah pada tahun 2005 dengan warga Batu, Malang, Jawa Timur, mereka kemudian tinggal di Imogiri, Yogyakarta.

Sekitar tahun 2011, ADR bersama isterinya diketahui pindah ke Samarinda karena hendak membuka usaha dan tinggal bersama mertuanya yang telah lama merantau disana.

"Di Kaltim, ADR hendak usaha dagang. Sepeda motor Honda Karisma miliknya juga turut dibawa ke sana," ujar Heru.

Semenjak tinggal di Kaltim, ADR jarang bertemu keluarganya di Demak.

Silaturahim dengan keluarganya hanya lewat telepon. Terakhir kali, ia pulang ke Demak bersama anak istrinya pada tahun 2014 ketika mengurus jual beli rumah orang tuanya di Demak.

Baca: Soal Bom di Samarinda, Kapolda: Masalah Teroris Masalah Seluruh Dunia

"Selama di Kaltim itulah, keluarga merasa ADR mengalami banyak perubahan karakter, terutama pemahaman tentang agama yang dipahaminya," ucap Heru.

Pada akhir tahun 2014, pihak keluarga mendapatkan informasi bahwa ADR berangkat ke Suriah dengan menggunakan paspor umrah via Turki.

Selang setahun kemudian, sekitar pertengahan tahun 2015, keluarga mendapatkan kabar mengejutkan bahwa ADR meninggal dunia di Suriah.

"ADR meninggal di Suriah, itu menurut kakaknya lho," kata Heru.

Sementara itu, terkait orang yang membawa sepeda motor Honda Karisma tersebut, pihak keluarga mengaku tidak mengetahuinya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved