Ledakan Bom di Samarinda
Buntut Insiden Bom Molotov, Wakil Walikota Larang Warga Tidur di Masjid
Ia meminta kepada semua pengurus masjid untuk melarang orang yang tidak jelas tidur di masjid.
Penulis: Siti Zubaidah |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Adanya insiden bom molotov di Samarinda beberapa hari lalu membuat Wakil Walikota Samarinda, Nusyirwan Ismail, melarang warganya atau pendatang untuk tidur dan bermalam di masjid. Apapun alasannya, ia tidak memperbolehkannya.
"Diharapkan masjid yang ada di Samarinda harus waspada, terutama tidak dibenarkan kalau ada orang yang tidur di masjid. Tidak pada tempatnya tidur di masjid. Kalau malam usai shalat Isya, sekitar jam sepuluh harusnya sudah steril," kata Nusyirwan.
Sehingga, lanjut Nusyirwan, saat subuh baru ada lagi orang shalat. Selebihnya masjid harus ditutup, kecuali ketika ada kegiatan keagamaan yang memang diketahui oleh pengurus masjid.
"Kemudian diketahui oleh penjaga masjid. Penjaga masjid itu memang ada, biasa dinamakan kaum masjid. Tapi itu memiliki surat keputusan (SK), orangnya memang ditunjuk," ujarnya.
(Baca juga: Polisi Tingkatkan Pengamanan Pintu Masuk Kota Balikpapan Pasca-Teror Bom Samarinda)
Nusyirwan meminta kepada semua pengurus masjid untuk melarang orang yang tidak jelas tidur di masjid.
Itu biasanya pendatang yang tidak berumah dan kemudian tidur di masjid.
"Kita tidak tahu tujuan mereka apa. Ini harus diketahui dan diamati oleh semua kecamatan, kelurahan, pengurus masjid serta lingkungan yang ada," tegas Nusyirwan.
Menurutnya, ini merupakan hal penting. Sebab semua harus menjaga Samarinda, sehingga tidak terulang lagi kejadian seperti ini.
"Kita tidak mau Samarinda menjadi zona baru terorisme yang memperluas gerakan mereka di luar pulau Jawa. Kemudian kita tidak ingin ada gangguan pada warga Kristiani yang akan memasuki suasana Natal," katanya.
Ia berharap semua pihak ikut membantu mengamankan, sehingga selalu terbangun rasa solidaritas dan toleransi umat beragama.
"Pelaku ini bukan pelaku yang berkaitan dengan agama, namun pelaku teroris yang kembali. Sebab pelaku sudah pernah ditangkap dan dihukum. Harapan kita tidak ada lagi kejadian seperti ini," ujar Nusyirwan. (*)