Aksi Demonstrasi
Polisi Ungkapkan ISIS Berpotensi Ikut Demo 2 Desember
Tak hanya itu, kelompok ini juga terafiliasi dengan gerakan radikal Negara Irak dan Suriah (ISIS).
Saulihun alias Abu Musaibah berperan aktif untuk mendukung ISIS dan sebagai fasilitator bagi WNI ke Suriah. Alwandi alias Aseng merupakan anggota kelompok ISIS yang ikut pelatihan dan berencana melakukan penyerangan teror.
Sementara Reno Suharsono berperan membantu WNI ke Suriah dan menjemput mereka yang kembali ke Indonesia. Dimas Adi Syahputra merupakan anggota tim yang bertugas merancang pelatihan. Ia pernah ke Suriah dan berencana ikut mengacaukan aksi unjuk rasa 4 November lalu.
Lalu Wahyu Widada berperan dalam proses pelatihan serta membantu para rekannya berangkat ke Suriah. Ibnu Aji Maulana menyiapkan misi untuk membuat wilayah Indonesia sebagai Daulah Islamiyah.
Sementara Fuad alias Abu Ibrohim berperan menyiapkan keberangkatan WNI ke Suriah. Zubair merupakan anggota kelompok yang mengikuti kajian khilafah pimpinan Fauzan al Anshar. Ia juga ikut dalam pelatihan.
Terakhir, Agus Setiawan. Ia berperan membantu pembuatan surat-surat administrasi palsu seperti paspor, akta keluarga, dan kartu tanda penduduk (KTP).
Irjen Pol Boy Rafli Amar juga menyebut bahwa akan ada tujuan lain pada rencana aksi Bela Islam jilid III 2 Desember 2016 mendatang. Tujuan itu, kata dia, adalah tujuan lain yang mempunyai afiliasi dari gerakan kelompok radikal ISIS.
"Tujuan demo ini, faktanya, sudah ada niatan lain yaitu ingin dicampur adukan dengan tujuan tertentu. Tujuan itu yang berafiliasi pada paham-paham ISIS," ungkapnya.
Boy menjelaskan, hal itu didapatkan olehnya berdasarkan pada laporan-laporan yang menjelaskan bahwa banyak pihak yang menginginkan ketidakstabilan keutuhan NKRI. "Hal itu perlu kita waspadai terutama kekuatan dari luar negeri karena ada upaya yg dilakukan dari luar negerii yang kita tidak sadari," tambahnya.
Sementara itu Markas Besar TNI mengaku masih belum menemukan adanya indikasi keterlibatan jaringan ISIS pada demo 2 Desember 2016 mendatang. Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal Wuryanto menjelaskan bahwa pihaknya masih mengkonfirmasi hal itu bersama dengan pihak kepolisian.
"Kami belum dapat informasi itu. Kami rasa tidak ada lah (ISIS). Kami juga masih terus bertukar informasi," jelasnya saat dihubungi wartawan di Jakarta.
Wuryanto menegaskan, jika ada potensi gangguan, pasti kedua institusi itu akan sama - sama mencegahnya. "Namun, sampai sekarang ini belum ada tanda - tanda aksi teror," kata dia.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius menjelaskan bahwa saat ini kelompok radikal di Indonesia sedang dalam posisi menunggu. Hal itu, dimaksudkan agar kelompok tersebut bisa mengambil kesempatan di momen yang tepat.
"Posisi mereka memang saat ini sudah berada di beberapa titik. Mereka sedang menunggu momentum yang tepat," ungkapnya.
Suhardi mengatakan sebagian besar dari anggota kelompok radikal yang ditengarai akan turun pada aksi unjuk rasa 2 Desember 2016 mendatang adalah sekumpulan para mantan narapidana terorisme yang kembali lagi pada lingkungan yang salah.Senada dengan Suhardi, pendiri Wahid Foundation, Yenny Wahid mengungkapkan bahwa anggota gerakan radikal yang akan turut serta pada 2 Desember terdiri dari berbagai kelompok besar.
"Dari laporan kami, ada orang-orang lama yang dulu di AlQaeda, ada juga yang orang-orang barunya ISIS besok itu. Jadi memang harus tetap waspada," kata Yenny.
Terlebih, kata Yenni, ada jaringan lama yang saat ini kembali muncul ke permukaan. "Potensi itu ada, dan dari kami jaringan di lapangan memang saat ini sudsh ada jaringan lama, yang tadinya tidur tiba aktif lagi," jelasnya saat ditemui di kawasan Menteng.