Seni Budaya

Menari Sambil Kibarkan Merah Putih, Rombongan Kaltim Juara Umum di Ajang Festival Budaya Polandia

Warga Kalimantan Timur (Kaltim) kembali berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.

HO
Mei Christhy Sengoq menari di hadapan penonton dan juri ajang Poland Caravan Culture International Festival, Polandia, beberapa waktu lalu. 

Kemudian dari faktor makanan juga kurang cocok. Cuma kebetulan saat dijamu oleh Kedutaan Besar RI untuk Jerman, karena masuk ke Polandia kita lewat Jerman naik bus selama empat jam, beruntung mereka dikasih nasi.

Ini bukan kali pertama Mei menginjakkan kaki di luar negeri. Beberapa bulan sebelumnya ia juga sempat mewakili Indonesia untuk tampil di Beijing, Tiongkok.

Ia mengenang, saat itu tidaklah terlalu susah untuk berlatih karena mereka masih diperbolehkan untuk berlatih di lorong-lorong hotel.

Namun hal yang sama tak terjadi di Polandia. Mereka bahkan sempat ditegur oleh manajemen hotel karena menyalakan musik saat berlatih.

"Di Eropa itu beda banget. Kita nyalain musik aja langsung ditegur dan disuruh matikan, kemudian tidak boleh ada kerumunan di sekitar lorong. Lalu sistemnya di sana nggak seperti di Asia yang lampu lorongnya selalu nyala. Jadi mereka pakai sensor, begitu kita lewat baru menyala," tuturnya.

Akhirnya kita latihan di satu kamar punya anggota tim yang agak besar. Sebelumnya dia sudah order panitia karena di kamar itu mereka seharusnya menaruh properti yang lumayan banyak.

Di situlah 17 anggota numpuk latihan dengan gerakan yang tidak boleh terlalu ramai. "Dukanya di situ sih," katanya.

Ketika menari, Mei yang berperan sebagai Puteri Enggang diharuskan untuk diangkat oleh beberapa penari pria. Namun kompleksitas bermulai di sini karena sesuai kesepakatan ia harus sempat mengibarkan bendera Merah Putih di atas panggung.

Ia sempat bingung untuk menyelipkan dimana bendera tersebut karena jika disimpan di badan secara serampangan akhirnya badan penari akan terlihat besar dan bisa mengurangi kelincahan.

Selain itu penari pria memiliki keterbatasan tenaga. Tapi semua itu terbayar berkat kerjasama tim yang ciamik. Mei berhasil mengibarkan bendera Merah Putih, tepat di moncong panggung yang menghadap ke arah penonton dan juri.
Kerja keras dan kekompakan akhirnya menuai hasil.

Tim Kaltim berhasil memborong dua trofi sekaligus yakni juara favorit dan juara umum atau grand prix.

Lucunya, mereka tidak sadar menjadi pemenang kompetisi. Mei menduga karena mereka tengah kelelahan sehabis menampilkan tarian khas Kalimantan.

Bahasa pengantar yang bukan bahasa Inggris turut menjadi faktor ketidaktahuan mereka. Bahkan ketika konfeti sudah ditebarkan di udara, mereka juga belum menyadari sehingga pihak panitia harus menjemput mereka untuk dapat menaiki panggung.

"Begitu disebutin mereka sudah nembakin konfeti ke udara, kita itu masih bingung. Sampai kita disuruh panitianya maju baru kita ngeh. Kita sama sekali nggak menyangka juara. Karena kebetulan saya koreografernya, menurut saya pribadi kita belum tampil maksimal karena ada insiden mandau hilang. Sempat kita berpikir bahwa ada yang mau sabotase kita. Padahal itu sudah kita siapkan di pinggir panggung," ujarnya sambil berseloroh.

Mei menjelaskan, walaupun menang, pihaknya tidak sedikitpun diberi reward oleh panitia karena memang di Eropa jarang sekali kegiatan serupa diiming-imingi dengan uang.

Sebagai pemenang, tim Indonesia berhak mendapatkan piala dan sertifikat diploma yang diberikan oleh Pemerintah Polandia yang setara dengan ijazah sarjana tari di Indonesia. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved