Aksi Kekerasan di Seoul Dipicu Lukisan Presiden Park Tanpa Busana
Sekelompok orang dari kelompok konservatif menghancurkan gambar karya seniman Lee Koo-Young yang dipamerkan dalam ajang eksebisi lukisan parodi
TRIBUNKALTIM.CO, SEOUL - Lukisan Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye tanpa busana yang merupakan parodi dari lukisan Olympia karya Edouard Manet, memicu aksi kekerasan.
Sekelompok orang dari kelompok konservatif menghancurkan gambar karya seniman Lee Koo-Young yang dipamerkan dalam ajang eksebisi lukisan parodi di Seoul.
Gambar itu dipamerkan di lobi gedung Majelis Nasional. Perusakan terjadi pada Selasa (24/1/2017).
Dalam pameran ini ikut serta 22 seniman. Lee, sang pelukis adalah satu dari 10.000-an seniman yang masuk dalam daftar hitam pemerintah konservatif.
Baca: Protes Kebijakan Kontroversial Pemerintah, Biksu Korea Selatan Bakar Diri
Dia masuk dalam daftar hitam menyusul karya-karya yang kerap mengkritisi pemerintah.
Nama-nama yang masuk dalam daftar hitam tersebut disebut telah kehilangan hak atas subsidi pemerintah dan kesempatan investasi swasta.
Selama ini, mereka pun ditempatkan di bawah pengawasan negara.
Lukisan Manet asli yang dibuat pada abad ke-19 kini dipajang di the Musee d'Orsay di Paris, Perancis.
Lukisan itu menggambarkan sesosok perempuan kulit putih tanpa busana yang dikenal luas sebagai seorang pelacur terbaring di sofa.
Baca: Tak Disangka, Ternyata Ini Lima Sisi Gelap Kehidupan Artis Korea
Sementara sesosok pelayan kulit hitam berdiri di sisi perempuan itu, sambil membawa sebuah rangkaian bunga.
Dalam lukisan versi Lee Koo-Young yang diberi judul "Dirty Sleep", sosok Presiden Park tanpa busana dilengkap dengan gambar rudal dari the Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) di dadanya.
Gambar itu menyentil kebijakan Park tahun lalu, yang membuat kesepakatan dengan Pemerintah Amerika Serikat terkait pembangunan sistem rudal.
Kebijakan ini merupakan respons Korsel atas ancaman pembangunan senjata nuklir di Korea Utara.
Presiden yang akhir tahun lalu dimakzulkan itu pun digambarkan tertidur.
Baca: Angin Segar buat K-Lovers, Pemerintah Korea Selatan Bakal Bebaskan Visa Wisatawan Indonesia
Penggambaran itu pun merupakan sindiran atas kasus tenggelamnya kapal feri Sewol yang menyebabkan tewasnya 400 orang.
Gambar feri itu pun terlihat di luar jendela Park dalam lukisan itu.
Serangan
Sebuah kelompok beranggotakan 20 orang datang dan menyerang pameran itu.
Kantor berita Korsel Yonhap yang dikutip AFP, menyebutkan, orang-orang itu merusak karya Lee.
Baca: Presiden Korsel Didesak Mundur Akibat Terjerat Skandal
Terkait kasus ini, seorang anggota kelompok sayap kanan yang berusia 63 tahun ditangkap. Sementara, selebihnya masih dalam pengejaran polisi.
Pyo Chang-won, anggota parlemen dari kelompok oposisi yang menggagas pameran itu pun mendapat pertanyaan dari partainya sendiri.
Partai Demokrat menilai hal itu menyalahi etik dan memicu tuduhan seksismen dan rasa tidak nyaman.
Kendati demikian, Chang-won bersikukuh membela karya lukis itu.
"Tentu itu tak mencerminkan selera saya, namun saya yakin karya itu ada dalam batas kebebasan berkesenian," cetus dia. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/lukisan-presiden-park-tanpa-busana_20170124_201733.jpg)