Kolom Rehat

Salome dan Orang-orang Balikpapan

Ada yang menyebutkan bahwa orang-orang Balikpapan baru bisa disebut sebagai orang Balikpapan jika sudah mengenal Salome.

Editor: Syaiful Syafar
TRIBUN KALTIM
Arif Er Rachman 

oleh: ARIF ER RACHMAN

DIA gadis muda, cantik, lincah, dan menggoda. Saya membayangkannya seperti Monica Belucci muda atau Angelina Jollie muda. Bisa juga Scarlett Johansson, Blake Lively, atau Kristen Stewart. Atau Anda mungkin punya bayangan sendiri, silakan.

Dia pandai menari dan tarian erotisnya membuat siapa pun bersedia menuruti permintaannya, termasuk -- khususnya -- ayahnya sendiri, Raja Herod Antipas, yang menguasai Galilea dan Perea di bawah Kekaisaran Roma pada awal-awal tahun Masehi.

Suatu ketika sang Raja berulang tahun dan menggelar pesta makan malam di Istana.

Dia pun memberi hadiah tarian erotis terhebat dikenal sebagai "Dance of the Seven Veils".

Ilustrasi (FOTO: artrenewal.org)

Raja Herod begitu puas, begitu pula para pembesar Istana dan panglima-panglima tinggi serta tokoh-tokoh penting yang hadir sebagai undangan.

Begitu terhiburnya, sang Raja pun berseru pada putrinya di hadapan seluruh undangan: "Kamu boleh minta apa saja, akan aku kabulkan, bahkan separuh dari kerajaanku," kata Herod.

Alih-alih langsung menjawab, sang Putri bergegas menuju ibunya, sang Permaisuri Herodias, untuk menanyakan apa yang harus ia minta.

Herodias, yang sakit hati dengan pernyataan Yohanes Pembatis yang menyebut perkawinannya dengan Raja Herod tidak sah, mengusulkan pada putrinya untuk meminta kepala Yohannes Pembaptis.

"Aku ingin kepala Yohanes Pembaptis disediakan kepadaku di atas nampan perak sekarang juga," kata sang Putri kepada sang Raja di hadapan semua undangan.

Raja Herod seketika memerintahkan para pengawal memenggal kepala Yohannes Pembaptis yang memang telah ditahan di penjara Istana.

Kisah ini merupakan kisah nyata yang memiliki rujukan dalam Alkitab Perjanjian Baru. Meski dalam Alkitab tidak secara spesifik menyebutkan nama gadis penari nan seduktif tersebut, khasanah sastra dunia mengenalnya dengan nama "Salome."

Dan 2.000 tahun kemudian, Salome bisa ditemui di Lapangan Merdeka Balikpapan dalam bentuk panganan ringan berbentuk bulat seperti pentol bakso, terbuat dari campuran kanji, terigu dan sedikit daging. Disajikan dengan saos kacang atau saos tomat dan kecap.

Ilustrasi (FOTO: imgrum.net)
Ilustrasi (FOTO: imgrum.net)
Ilustrasi (FOTO: amelie's amelie)

Begitulah. Saya juga tidak tahu persis bagaimanana nama karakter sebesar itu bisa menjadi panganan khas Balikpapan.

Tentu saja di daerah lain juga ada jajanan serupa, tapi namanya bukan Salome. Namanya mungkin cilok, pentol, atau apalah.

Salome memang khas Balikpapan, dikenal oleh warga dari berbagai usia.

Anak-anak saya setiap hari bisa beli Salome kalau tidak saya larang, begitu juga mamanya. Bahkan dalam beberapa naskah dari sekitar 50 puisi, cerpen dan esai tentang Balikpapan yang sedang periksa, Salome disebut-sebut. Tentu saja Salome yang makanan, bukan Salome yang putri Raja Herod.

Ada yang menyebutkan bahwa orang-orang Balikpapan baru bisa disebut sebagai orang Balikpapan jika sudah mengenal Salome.

Ada juga yang bercerita tentang penjual Salome berwajah seperti Adam Levine, vokalis Maroon 5 yang katanya seksi itu.

Salome melekat dengan Balikpapan. Karena itu pula saya berencana memakai 'Salome' sebagai salah satu kata dalam judul kumpulan naskah sejumlah penulis yang akan diterbitkan dalam bentuk buku untuk memperingati HUT ke-120 Kota Balikpapan tersebut bulan depan.

Lima tahun lalu, saya dan teman-teman meluncurkan buku serupa berjudul "Julak Acai dan Suster Maria" dengan saya selaku editor. Tahun ini saya kembali ditunjuk teman-teman sebagai editor.

Mengenai pembahasan isi buku tersebut mungkin saya ceritakan pada kesempatan lain. Selamat berakhir pekan dan cobalah makan Salome. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved