Perayaan Imlek
Di Tahun Ayam Api, Bisnis Kuliner Makin Menggeliat
Filsafat rajin, kerja keras, serta jujur, menjadi ilmu wajib pula yang diakui Hermawan, dipegang terus oleh kalangan Tionghoa.
Bahkan, ketika ada kustomer yang menanyakan harga-harga barang, Hermawan langsung berhenti bicara, kemudian, memberitahukan harga-harga barang tersebut.
Menghadapi tahun defisit 2017, Hermawan berujar bahwa bisnis kuliner, UMKM dan pariwisata, menjadi beberapa arah bisnis kalangan Tionghoa ke depan.
"Dua tahun belakangan ini, Kaltim memang ekonominya di angka merah. Tetapi, kami dari pengusaha Tionghoa, tetap optimis, dengan andalkan tiga usaha yang diperkirakan masih maju jika dikembangkan, yakni UMKM, pariwisata, serta kuliner. Apalagi, belakangan ini, Samarinda dan Balikpapan, semakin menggeliat untuk usaha kuliner. Usaha dari hasil alam, seperti batu bara sudah mulai ditinggalkan," katanya.
Lebih lanjut, banyaknya kalangan Tionghoa yang lebih memilih mengembangkan usaha, daripada sekadar bekerja kantoran, juga disebut, Dharmadi, pemilik usaha sparepart di Samarinda, juga disebabkan akan sedikitnya jenis pekerjaan yang bisa diambil oleh kalangan Tionghoa di waktu lalu.
Selain itu, sebutnya, keahlian yang diturunkan dari orangtua, juga menjadi sebab, banyaknya kalangan Tionghoa yang memilih memiliki usaha.
"Ada yang dari kakeknya sudah memiliki usaha, kemudian diteruskan ke anak-anaknya. Saya saja, menurun dari ayah saya yang membuka usaha jual beli emas, kemudian mengikuti juga ke arah jual beli. Tetapi, saya ubah, menjadi jual beli spare part, karena modalnya tak begitu besar seperti menjual emas," ucapnya. (*)