Mengharukan, Bocah 6 Tahun Kritis Akibat Penyakit Langka, Dicha: Tuhan, Ade Ingin Sekolah

"Kalau ada luka sedikit saja susah sembuh. Sudah beberapa hari ini keluar darah dari pori-pori kepala Dicha," tutur Nurlina.

TRIBUN KALTIM / NALENDRO PRIAMBODO
Dicha Larasati Putri, sedang menjalani perawatan intesif di ruang PICU RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan. Kamis (30/3/2017) 

Tahun lalu, atas bantuan dari berbagai pihak, Dicha berhasil dirujuk ke RS dr Sardjito Yogyakarta untuk ditangani oleh berbagai dokter spesialis. Kondisinya sempat membaik sebentar. Namun kembali memburuk.

Tekadnya untuk membawa putri kecilnya berobat, lagi-lagi terbentur dana. Nurlina harus berhitung berbagai biaya yang di butuhkan untuk berangkat kesana.

"Dulu, untuk biaya perjalanan pesawat waktu berobat ke Yogyakarta sekitar 18 juta, belum obat dan biaya lainnya," kenangnya.

Membengkaknya angka perjalanan ini karena Dicha tidak boleh lepas dari berbagai peralatan medis serta selang khusus yang ditancapkan di berbagai tubuhnya. Kondisi ini memaksa dirinya harus menyewa ruang khusus dalam pesawat lengkap dengan perawat jaga.

Dokter yang menangani pun sudah mengatakan kemungkinan terburuk bagi anaknya agar dirinya bisa bersiap dengan segala kemungkinan yang terjadi.

Kepada dokter, Dicha sempat meminta untuk dirayakan ulang tahunnya pada 21 Juli nanti.

"Badanya rapuh sekali, saya harus terima kalau ade gak kuat," ujarnya sambil menahan tangis.

Sudah berbagai instansi pemerintah di Kota Balikpapan ia datangi. Hasilnya memang kurang membahagiakan, karena defisit anggaran menjadi alasan. Saat ini sedang diupayakan penggalangan dana melalui laman kitabisa.com/dichainginsekolah.

Donatur dapat menyumbangkan sebagian rezekinya untuk membantu kesembuhan Dicha melalui situs tersebut. Selain itu, sumbangan dapat langsung ditujukan ke rekening Bank Mandiri no 149.00.0614192.5 atas nama ibunda Dicha, Nurlina yang dapat di kontak di no hp 0858 2222 9525

Di akhir perjumpaan siang itu dengan Tribun,Sambil menahan air mata, Nurlina menunjukan sebuah buku catatan harian putrinya beberapa saat setelah tersadar dari koma.

Isi buku itu yang membuatnya terhenyuh sekaligus menguatkan tekadnya untuk berusaha demi kesembuhan anaknya.

Di bagian akhir catatan berjudul Surat Buat Tuhan, bocah kecil yang bercita- cita menjadi pramugari ini sangat berkeinginan dapat kembali sehat dan bermain seperti anak kebanyakan.

"Tuhan, ade ingin sekolah, Tuhan, ade tidak ingin mati," tulis Dicha dalam buku hariannya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved