Jaringan Kelompok ISIS

Istri-istri Cemburu Lihat Suaminya yang Militan ISIS Lakukan Ini pada Budak Seks

Seorang mantan istri militan ISIS mengatakan sejumlah istri menceraikan suami mereka karena cara mereka memperlakukan para budak seks.

TWITTER
Istri militan ISIS. 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Para mantan istri militan kelompok ekstrem ISIS membeberkan pengakuan mengejutkan tentang suami mereka.

Seperti dilansir MIRROR, Senin (3/7/2017), mereka memprotes kelakuan para suami yang terlalu berlebihan memberikan hadiah kepada budak seks.

Tak hanya itu, mereka juga mengaku 'cemburu' lantaran para suami memberikan tawanan wanita ISIS terlalu banyak kasih sayang.

Menurut para istri, militan ISIS lebih banyak menghabiskan waktu membelikan perona bibir untuk budak seks mereka ketimbang menyebarkan teror.

Seorang mantan istri militan ISIS yang berkebangsaan Lebanon mengatakan sejumlah istri menceraikan suami mereka karena cara mereka memperlakukan para budak seks.

Baca: Dipaksa Jadi Budak Seks Teroris, Inilah Pengakuan Mengerikan Warga Marawi

"Mereka (militan ISIS) banyak menghabiskan uang untuk budak seks mereka, membelikan mereka make-up terbaik, baju dan aksesori," tutur salah seorang mantan istri.

Mirror
Mirror ()

Hal tersebut yang memicu ketegangan dan kecemburan di antara para istri sehingga mereka nekat melarikan diri.

Mereka juga mengisahkan bagaimana suami dan ekstremis lainnya menggunakan aplikasi ponsel untuk menjual budak-budak seks tersebut.

Sebut saja, kata salah seorang mantan istri tersebut, unuk perawan misalnya dijual senilai 10 ribu dollar AS atau setara dengan Rp133,4 juta.

Baca: Datang ke Washington, Mantan Budak Seks ISIS Ini Meminta Pertolongan

"Mereka membagikan foto budak seks mereka dengan make-up dan baju terbaik, dan memasangkan harga. Untuk perawan, dibanderol harga 10 ribu Dollar AS,” ujar perempuan itu.

Mantan istri mengatakan para suami bahkan sudah tidak lama 'menyentuh' mereka.

Mereka mengaku hanya duduk-duduk di sofa menemani para suami.

Adalah jurnalis Jenan Moussa yang mewawancarai mantan militan ISIS di kamp pengungsian di Ayn Issa, Suriah setelah mereka melarikan diri dari Kota Raqqa.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved