Bayi dalam Freezer - Misteri Benda yang Selalu Dipeluk, Psikolog Lakukan Ini agar SA Mau Terbuka

Bertempat di Polsek Tarakan Barat, SA dianalisa kejiwaannya oleh salah satu Psikolog di Kota Tarakan, Fanny Sumajaow.

Penulis: tribunkaltim | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUN KALTIM/JUNISAH
Inilah tempat pencucian mobil di Jalan Pulau Bunyu tempat ditemukan bayi di dalam freezer, Kamis (3/8/2017). 

Laporan wartawan Tribun Kaltim.co, Junisah

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - SA, wanita muda yang jadi tersangka kasus temuan bayi yang disimpan di freezer ini harus menjalani serangkaian pemeriksaan.

Ia kini mendekam di balik jeruji besi di Polsek Tarakan Barat.

SA adalah istri keempat yang dinikahi secara siri oleh DO, bos pemilik Skip Car Wash, di Kampung Satu RT 11, Jalan Pulau Bunyu, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.

Baca: Ryan Thamrin dr Oz Meninggal - Semasa Hidup, Inilah 10 Syarat yang Harus Dipenuhi Pengundang Ryan

Baca: VIDEO - Vanessa Angel Marah pada Petugas Maskapai Penerbangan, Nama Jokowi Ikut Dibawa-bawa

Baca: Geger Pemuda Makassar Nikahi Gadis Asal Perancis, Simak Foto-foto dan Video Pernikahannya

Tekanan yang dihadapi wanita ini bukan hanya terkait pemeriksaan yang dilakukan kepolisian. Namun di media sosial, SA juga banyak mendapat hujatan

Perilaku SA yang menyimpan bayinya di dalam freezer menuai hujatan di media sosial (medsos) maupun di kalangan masyarakat.

Bahkan video rekonstruksi cara melahirkan dengan metode water birth yang dilakukannya pun beredar dan menjadi viral.

Hujatan-hujatan yang ada di medsos maupun di kalangan masyarakat sampai juga di telinga SA.

 Mendengar hujatan ini, SA tambah merasa sedih dan sangat menyesali tindakannya.

 Untuk pemeriksaan kasusnya, SA juga diperiksa kejiwaan.

Baca: Duh. . . duh di Unggahan Terbaru Dewi Perssik, Bagian Tubuh Ini Kelihatan, Seksi Kayak ABG

Baca: Jangan Remehkan Sakit Kepala, Ini 16 Gejala dan Ciri Kanker Otak yang Renggut Dokter Ryan Thamrin

Baca: Wow, Koenigsegg yang Lebih Mahal dari Lamborgini dan Rolls-Royce Ada di Rumah Raffi, Mobil Baru?

Sabtu (5/8/2017), bertempat di Polsek Tarakan Barat, SA dianalisa kejiwaannya oleh salah satu Psikolog di Kota Tarakan, Fanny Sumajaow.

Saat diperiksa SA berada di salah satu ruangan didamping seorang polisi wanita.

SA terlihat duduk di kursi dengan memeluk sebuah bantal berwarna coklat.

Selama pemeriksaan, SA terlihat terus memeluk bantal ini dengan erat.

Pemeriksaan dilakukan secara tertutup sehingga media hanya dapat melihat dari luar pintu masuk.

Ketika dikonfirmasi usai pemeriksaan, Fanny membenarkan jika SA selalu memeluk bantal ini.

"Itu adalah pertanda.

Baca: Jelang Laga Pembuka Malam Ini, Yuk Simak Sejarah Community Shield

Baca: Tundukkan Juventus, Ini Harga Mahal yang Harus Dibayar Tottenham Hotspurs

Baca: Dengan Selisih Waktu hanya Sepersepuluh Detik, Marquez dan Rossi Start Terdepan di GP Ceska

SA tidak nyaman untuk berbicara dan menceritakan masalah yang dialaminya," katanya.

Menurut Fanny ini hal yang wajar, mengingat dari analisa Fanny, SA memiliki kepribadian yang introvert atau tertutup.

“Orang introvert itu, orang yang  mau bicara seperlunya saja.

Ketika ia tidak menemukan seseorang yang dipercaya, ia tidak akan cerita dengan siapapun sampai kapanpun.

Ia akan menyimpan sendiri masalah yang dihadapinya,” ucapnya.

Menurut Fanny, ketika ia mulai melakukan pembicaraan dengan SA, untuk diperiksa kejiwaannya,  SA sempat terlihat ketakutan untuk berbicara mengenai permasalahan yang dihadapinya.

SA, pelaku yang menyimpan bayinya di dalam freezer sedang berbicara dengan salah satu psikolog Kota Tarakan Fanny, Jumat (4/8/2017) di Ruang PPA Polres Tarakan.
SA, pelaku yang menyimpan bayinya di dalam freezer sedang berbicara dengan salah satu psikolog Kota Tarakan Fanny, Jumat (4/8/2017) di Ruang PPA Polres Tarakan. (TRIBUN KALTIM/JUNISAH)

Oleh karena itu ketika pembicaraan dimulai, SA langsung memeluk bantal yang dibawanya.

Hal inilah yang kemudian membantu SA lebih nyaman berbicara. 

Agar SA mau lebih terbuka kepada Fanny, ada hal lain yang dilakukan psikolog ini

Fanny langsung memeluk dan merangkul SA.

Pelukan ini dilakukan Fanny agarSA merasa lebih nyaman.

“Makanya supaya SA merasa nyaman menceritakan masalahnya, saya peluk dan rangkul dia biar nyaman dan akhirnya SA pun mau menceritakan masalahnya,” ujarnya.

Menurut Fanny, ketika ia mulai melakukan pembicaraan dengan SA, untuk diperiksa kejiwaannya,  SA sempat terlihat ketakutan untuk berbicara mengenai permasalahan yang dihadapinya. (*)

Stop Menghujat SA

SA (24), tersangka kasus pembuangan bayi dalam freezer di Tarakan, Kalimantan Utara.
SA (24), tersangka kasus pembuangan bayi dalam freezer di Tarakan, Kalimantan Utara. (Kolase/TribunKaltim.co)

Begitu mengetahui apa yang dilakukan SA, yakni menyimpan bayinya di freezer, masyarakat dan warganet pun banyak yang menghujat ibu muda ini.

Terlebih lagi, SA ternyata melahirkan bayinya bulan Mei lalu, sehingga diperkirakan bayi tersebut telah berada di freezer selama hampir tiga bulan.

Fakta yang mengejutkan hingga membuat netter emosi. Hujatan pun muncul di dinding akun Facebook yang diduga milik SA.

Akun media sosial ini pun belakangan ditutup.

Hujatan-hujatan yang ada di medsos maupun di kalangan masyarakat sampai juga diteliga SA.
Mendengar hujatan ini, SA tambah merasa sedih dan sangat menyesali tindakannya.
Namun demikian pengakuan SA berikutnya mengejutkan.
Alasan SA melakukan hal tersebut adalah ia merasa tertekan apabila anak keduanya lahir.
Ia tak ingin anaknya nanti akan mengalami hal yang sama dengan bocah BC (2.5) tahun.
Anak pertamanya dari DO ini kesulitan sekolah lantaran tidak memiliki akta kelahiran.
DO hanya menikahi SA secara siri.
“Padahal SA sering meminta kepada DO untuk segera membuatkan akte kelahiran bagi BC.
Namun kata SA, suaminya ini hanya menjanjikan saja.
Tak hanya itu, SA sering kali meminta agar dinikahkan secara resmi dan lagi suaminya bilang tenang saja nanti diurus.
Tapi sampai sekarang cuman dijanjikan saja,” kata Fanny Sumajaow, Jumat (5/8/2017).

Fanny meminta kepada seluruh masyarakat untuk tidak lagi menghujat SA di medsos.

Sebab hujatan di medsos membuat SA semakin sedih.

“Saya minta stop menghujat SA, karena dengan peristiwa ini saja sudah membuat SA semakin tertekan,” katanya.

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved