Tewas Dibakar Massa

Sudah Sepekan Terjadi, Istri dari Pria yang dibakar Hidup-hidup itu Sempat Susah Makan

pada awal sepeninggal sang suami, Siti sulit untuk sekadar mengisi asupan makanan dan sempat membuat keluarganya khawatir

TRIBUNNEWS.COM/AMRIYONO PRAKOSO
Siti Zubaedah (25), istri MA (30), pria yang tewas dibakar massa karena dituduh mencuri amplifier musala di Kampung Muara Bakti RT 012/07, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (1/8/2017). 

TRIBUNKALTIM.CO - Sudah tepat sepekan peristiwa 'main hakim sendiri' dilakukan oleh oknum warga yang tidak bertanggung jawab membakar hidup-hidup seseorang yang diduga mencuri amplifier musala, Muhammad Alzahra (MA) di Pasar Muara Bakti, Babelan, Bekasi pada 1 Agustus 2017 silam.

Diketahui MA meninggalkan istri yang tengah hamil enam bulan dan satu orang anak. 

Bagaimana kondisi Siti Zubaedah (25) sekarang?Melansir dari Tribunnews.com, pada awal sepeninggal sang suami, Siti sulit untuk sekadar mengisi asupan makanan dan sempat membuat keluarganya khawatir.

Baca: Mata Najwa Berakhir Metro TV Sudah Siapkan Acara Pengganti, Dijanjikan Sama Bagusnya

Namun, kini sudah banyak hal yang bisa dilakukan oleh Siti.

Belakangan, ia sudah bisa makan secara teratur dan sudah bisa berinteraksi kembali dengan warga sekitar.

"Sekarang sih, alhamdullilah sudah bisa makan banyak. Saya bukan apa-apa, dia kan sedang hamil," ucap Ayah Siti, Andi di kontrakan Siti di Bekasi, Selasa (8/8/2017).

Warga yang juga berada di sekitar rumah di Kampung Harapan Baru, Desa Cikarang Kota, Cikarang Utara, Bekasi pun juga terus memenuhi halaman rumah kontrakan Siti dan MA.

Siti sendiri juga terus menerima tamu dari berbagai elemen, baik pemerintah daerah hingga lembaga negara seperti KPAI.

Namun, tak banyak yang ia katakan saat menerima tamu-tamu tersebut. Matanya sayu dan beberapa kali terlihat menatap ke arah tembok rumah saat tamunya datang bergantian mengucap duka cita.

Baca: Sadis, Anak SD Jadi Korban bully Teman Sebayanya Hingga Tewas, Telinga Korban Disumbat Pakai Ini

Sesekali ia juga melontarkan senyuman saat tamunya memberikan dukungan dan semangat.

Siti kini juga ditemani oleh tim pengacara publik dari Lmebaga Bantuan Hukum Kabupaten Bekasi yang selalu ada di samping Siti setiap tamunya datang.

Saat dikunjungi, keluarga dan tetangga sekitar sedang mempersiapkan acara tujuh harian untuk MA.

Kini, polisi pun berencana untuk membongkar makam MA yang terletak di kuburan Kampung Kedondong dekat dengan kontrakannya.

Pihak keluarga sendiri sepakat makam MA diperbolehkan untuk dibongkar oleh pihak kepolisian untuk dilakukan otopsi kepada jenazah MA.

Melansir dari Tribunnews.com, pada saat makam dibongkar ini, Siti tidak ikut dan lebih memilih di rumah untuk beristirahat.

"Bu Zubaedah istirahat di rumah karena secara psikologis sangat berat untuk melihat makam sang suami dibongkar. Dia juga masih syok," ujar Kuasa Hukum Keluarga Zoya, Abdul Chalim Soebri pada Rabu (9/8/2017).

Chalim juga menjelaskan bahwa pihak keluarga yang mengikuti proses autopsi ini adalah ayah kandung korban, Asmawi (55), bapak mertua korban Pandi (53), dan juga kedua adik korban.

Ia juga berharap, dengan jenazah MA yang diotopsi, polisi dapat segera menangkap lima pelaku lainnya yang masih buron.

Siti sudah maafkan para pelaku yang bakar suaminya...

Hal ini diungkapkan oleh ayah kandung Siti Zubaedah, bahwa anaknya sudah memaafkan pelaku yang membakar suaminya hidup-hidup.

Melansir dari Tribunnews.com, meski tak mudah bagi Siti untuk menghidupi dirinya sendiri dengan satu anak laki-laki berusia empat tahun dan calon jabang bayi yang kini tengah berada di kandungannya.

"Dia bilang sama saya saat polisi bilang sudah tertangkap pelakunya. Dia sudah memaafkan perbuatan pelaku dan orang lainnya yang ikut membakar, kalau masih ada," kata Pandi.

Kini, sudah tidak ada lagi tangis dan air mata Siti tiap malam saat ia beristirahat ditemani oleh anaknya.

Baca: Yuk, Kenalan dengan Penyidik Cantik Satreskoba Polresta Samarinda

Keluarga pun memberikan kebebasan bagi Siti untuk terus mengisi kesibukannya agar tidak perlu lagi mengingat mendiang suaminya.

"Kami dari keluarga terus menghibur dan kasih keleluasaan kalau memang ada kesibukan. Tidak apa-apa lah yang penting bagus buat Siti dan anak di dalam perutnya," ucapnya.

Sementara, untuk biaya hidup istri dan anaknya akan masih terus ditanggung dari tabungan yang dimiliki dan bantuan dari tetangga.

Untuk biaya sekolah anak pertama dan biaya persalinan Siti pun juga sudah ada pihak yang siap membantu. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved