Terungkap Fakta Kiki Hasibuan, Adik Bos First Travel, Diduga Terlibat dalam Lingkar Sengkarut

TRIBUNKALTIM.CO - Satu hal yang aneh dalam kasus penipuan keberangkatan umrah First Travel diketahui hanya memiliki dana Rp 1,5 juta dan Rp 1,3 juta yang tersimpan dalam dua rekening perusahaan. 

Padahal First Travel telah menghimpun dana hampir setengah triliun (Rp 500 miliar) dari sekitar 35 ribu calon jamaah umrah.

Kemana saja dana umat tersebut dialirkan hingga kini masih misterius.

Nama Kiki Hasibuan disebut-sebut terlibat dalam kasus penipuan jemaah umrah First Travel yang dilakukan Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan.

Sebagai adik dari istri bos First Travel Anniesa Hasibuan, seperti yang dikutip dari Info Teratas, Kiki yang menjabat Komisaris sekaligus Manajer Keuangan memiliki gaya hidup yang juga tak kalah glamor seperti sang kakak.

Dalam foto yang beredar, wanita tomboy itu diketahui memiliki rumah mewah, mobil mewah dan juga doyan bepergian ke luar negeri.

Hal itu terlihat melalui foto-foto yang diunggah di akun Instagramnya @kikihasibuan28. Namun sayang, akun tersebut kini sudah ditutup.

Tapi dari beberapa foto yang didapat Rilis.id pada Selasa (15/8/2017), terlihat bahwa wanita bernama asli Siti Nuraidah Hasibuan ini juga cukup sering berkunjung ke luar negeri bersama sang kakak.

Dalam beberapa foto, ia terlihat berpose bersama Anniesa Hasibuan dan seorang wanita dengan latar belakang pepohonan yang diselimuti salju.

Ada pula foto dirinya bersama Anniesa Hasibuan saat belum memakai hijab.

Di foto lain, ia juga terlihat berpose bersama seorang wanita. Diketahui, mereka sedang ada di Amsterdam.

"Morning my dear from Amsterdam," tulisnya dalam keterangan foto.

Saat ini, Kiki seharusnya ikut bertanggungjawab untuk penipuan yang dialami lebih dari 35 ribu jamaah. Sementara, pengacara First Travel mengaku tidak mengetahui terkait Kiki Hasibuan.

Apakah Kiki yang melarikan uang tersebut? Hal ini mungkin saja mengingat jabatannya sebagai manajer keuangan.

Namun keberadaan Kiki saat ini juga belum diketahui. Dia hilang bak ditelan bumi. Beredar kabar bahwa kini ia sedang berada di negeri tetangga, Malaysia.

Mengaku Lupa Aliran Uang

Kepala Bareskrim Polri Komien Pol Ari Dono Sukmanto mengatakan, belum diketahui ke mana hilangnya dana calon jamaah haji yang ditampung di rekening agen perjalanan First Travel.

Untuk diketahui, pada dua rekening milik perusagaan tersebut, hanya tersisa saldo Rp 1,3 juta dan Rp 1,5 juta. Kedua tersangka, Direktur Utama First Travel Andika Surachman dan istrinya, Anniesa Desvitasari, mengaku lupa ke mana saja uang dialirkan.

"Dia (tersangka) sudah tidak tahu sama sekali. Terlalu banyak menyebar," ujar Ari di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (15/8/2017).

First Travel disebut-sebut menginvestasikan dana ke koperasi Pandawa. Koperasi tersebut diputus pailit dan pemiliknya menjadi tersangka kasus investasi bodong.

Penyidik juga mengkonfirmasi soal investasi itu kepada dua tersangka. Namun, kata Ari, kedua tersangka mengaku lupa apakah pernah menginvestasikan uang ke Koperasi Pandawa.

"Dia mengatakan, 'waduh saya sudah lupa ke mana saja'. Ini yang masih harus kita petakan," kata Ari.

"Kalau mau bilang ini ke Pandawa, buktinya mana. Tidak bisa hanya mendengar apa kata dia," lanjut Ari.

Sejauh ini, keterangan yang diambil dari kedua tersangka belum maksimal. Hal ini lantaran Andika dan Anniesa masih banyak mengaku lupa dan tidak tahu.

Selain itu, penyidik juga menggali keterangan dari staf First Travel, perwakilan calon jemaah umrah yang dirugikan, dan juga dari pihak kedutaan.

Sejauh ini polisi telah menyita aset tersangka meliputi sejumlah mobil dan rumah mewah, serta kantor cabang First Travel di Depok.

Dalam kasus ini, polisi Andika Surachman dan istrinya, Anniesa Desvitasari, yang juga direktur di perusahaan tersebut.

Modus yang mereka lakukan yakni menawarkan harga pemberangkatan umrah yang lebih murah dari agen travel lainnya. Pembeli tergiur dan memesan paket umrah.

Namun, hingga batas waktu yang dijanjikan, calon jemaah tak kunjung berangkat. Perusahaan itu kemudian dianggap menipu calon jemaah yang ingin melaksanakan umrah. (Tribun Medan)