Menikmati Hidup Normal Meski Tanpa Ginjal, Tidak Perlu Cuci Darah, Berikut Kisah Ambri Lawu
Setiap kali sehabis cuci darah, saya drop. Paha saya memar karena suntikan. Pergi ke rumah sakit normal, pulang jalan pincang
Salah satu faktor yang membuat Ambri kembali memiliki semangat hidup adalah karena menemukan pengobatan yang pas.
Mencari informasi di internet, ia menemukan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) atau bisa disebut cuci darah mandiri.
"Tidak banyak yang saya tahu awalnya. Cuma tahu kalau CAPD itu kita bisa lebih longgar atur makanan," katanya.
Gagal ginjal memang membuatnya harus mengontrol makanan secara ketat, mulai dari protein hingga asupan garam.

"Bahkan minum air putih pun harus diatur. Kalau tidak kencing, sehari hanya bisa minum maksimal 600 mili liter," ungkapnya.
Bermodal info fleksibilitas makan yang baginya akan memberi sedikit kenikmatan, Ambri konsultasi ke dokter. Tiga tahun lalu, akhirnya dia mulai menjalani pengobatan itu.
Menurutnya, CAPD memiliki kelebihan sebab penderita gagal ginjal tidak harus bolak balik ke rumah sakit dan memakan waktu.
Baca: VIDEO – Sambut HUT Ke-72 RI Warga Perumahan ini Tetap Gelar Lomba Dalam Keadaan Banjir
Baca: Petinggi Barcelona Ancam Pidanakan Orang yang Sebar Rumor Tak Sedap Ini
Baca: Ternyata Bukan Aditnya Pratama, Inilah Figur Pengganti Ryan Thamrin di Dr OZ Indonesia
"Dengan CAPD, saya tetap bisa melakukan kegiatan apa pun. CAPD nya saya bisa lakukan di rumah sendiri," jelasnya.
Ambri menceritakan, ia cukup mengalirkan cairan dialisis ke rongga perutnya. Cairannya sendiri mirip dengan cairan infus namun berfungsi menyaring racun.
Cairan yang berada dalam wadah plastik dialirkan dengan selang, dimasukkan ke rongga perut lewat kateter yang telah dipasang lewat operasi.
Sehari, cuci darah mandiri dilakukan 4 kali. Meski harus membawa cairan dialisis ke mana pun pergi, Ambri mengaku tak keberatan.
"Kalau bepergian dan harus CAPD, saya bisa mampir ke klinik terdekat dan melakukannya sendiri," katanya.