Duh, 100 Bayi Meninggal Massal di Satu Rumah Sakit, Orangtua Temukan Fakta Mengerikan

"Saya siap menggali makam mereka untuk keperluan post mortem," ujar sang ayah bayi kembar.

SAMIRATMAJ MISHRA
Bayi kembar berusia delapan hari merupakan dua dari sekitar 100 bayi yang meninggal massal di rumah rumah sakit umum di kawasan India utara. 

Rumah sakit di lembaga pendidikan itu disebut berutang lebih dari 6 juta rupee atau sekitar Rp1,2 miliar.

Perdana Menteri Narendra Modi menyinggung kematian itu pada pidato yang disampaikannya pada peringatan kemerdekaan India, Selasa lalu. Ia mendorong masyarakat turut berkabung atas kejadian tersebut.

Narendra pun memerintahkan penyelidikan terhadap kematian 100 bayi itu.

Terdapat sejumlah alasan penundaan pembayaran ke penyedia oksigen yang muncul ke publik.

Antara lain birokrasi yang lamban hingga kesibukan rumah sakit menyiapkan kunjungan menteri utama negara bagian Uttar Pradesh pada 9 Agustus lalu.

Sementara itu, para orang tua korban terus mengisahkan cerita pedih tentang anak-anak mereka yang sesak nafas sebelum meninggal.

Banyak dari orang tua itu mengatakan, beberapa dokter memberi mereka kantong dan meminta mereka secara manual menyalurkan oksigen ke paru-paru anak mereka.

"Dalam 30 menit saya melihat tiga anak saya meninggal di depan mata saya," kata Vipin Singh kepada wartawan BBC Hindi, Nitin Srivastava.

Putri Singh yang bernama Arushi masuk rumah sakit karena gejala encephalitis.

India
Rajeshwari Yadav menyebut dia tidak memiliki sempat bercengkrama dengan cucunya.(SAMIRATMAJ MISHRA)

Suhu tubuh bayi perempuan itu, kata Singh, rendah. Namun dokter memintanya tak khawatir.

Dua jam setelah itu, dia diberitahu bahwa Arushi telah meninggal.

Singh berkata, hari itu ia merasakan sesuatu yang aneh di dalam bangsal.

"Para dokter berlarian, tapi mereka tidak berbicara banyak. Yang saya dengar hanya tentang kematian anak saya dan saya harus membawa jenazah putri saya keluar dari bangsal itu.

Saya hanya membungkus jenazahnya dalam selimut lalu saya membawanya pulang."

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved